Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anekdot Nasrudin Hoja dan Hilangnya Sebuah Kunci

31 Juli 2020   05:20 Diperbarui: 31 Juli 2020   05:17 4003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nasrudin Hoja mengelak, tapi mungkin orang tak peduli. Mereka mungkin segera bubar sambil memendam kesal. Hanya karena dibawah lampu yang tak luput oleh cahaya merupakan tempat termudah untuk mencari sesuatu, apakah lantas harus dicari disitu juga?

Jika bukan kisah dari seorang Nasrudin, mungkin orang akan menganggap lelucon itu agak mengesalkan. Tapi sebenarnya Nasrudin Hoja mungkin sedang menasihati. Memberikan ceramah tanpa dalil. Mengajarkan sesuatu tanpa menggurui. Bahwa dalam mencari kesejatian akan sesuatu, kita juga harus mencari di tempat yang benar.

Akhirnya dalam mencari, sering akhirnya mencari tanpa hasil. Sebab ada yang mencarinya di tempat yang keliru. Meskipun seolah itu tempat yang paling baik untuk mencari sesuatu.

Mungkin dalam banyak hal. Mencari ilmu pengetahuan mungkin, andaikan sudah lama mencari tapi tak kunjung ketemu, apakah tempat dan cara mencarinya sudah benar?

Adakah anekdot itu mengusik kita? Bahwa sering sekali dalam memaknai sesuatu, kita sering memandang dengan tidak tepat. Atau dalam menilai sesuatu, sering menyimpulkan dengan tidak utuh?

Kembali saja kepada diri masing-masing. Apakah anekdot ini penting sebagai semacam satire? Atau akan berakhir seperti kebanyakan cerita lain yang sekedar menghibur.

***

Sekian dan terimakasih...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun