Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Filosofi Get dan Riko Kunci Keberhasilan Pendidikan

2 Mei 2024   03:55 Diperbarui: 2 Mei 2024   06:19 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Foto siswa kelas IX SMPN 3 Pacar

            Jumat, 26 April 2024, peserta didik SMP N 3 Pacar telah menyelesaikan Assesmen Akhir Sekolah atau Ujian Akhir Sekolah. Dengan begitu, tugas belajar peserta didik tingkat SMP/sederjat usai. Untuk SMP N 3 Pacar sendiri, terhitung 131 peserta didik kelas IX tahun pelajaran ini. Yang mengikuti AAS/UAS hanya 129. Dua peserta didik berhenti sekolah sebelum ujian semester VI beberapa minggu sebelumnya.
      Guru dan Tenaga Pendidikan (GTK) sekolah tentu berharap peserta didik ini mampu memajukan negara ini. Bekal pengetahuan, skill, dan afektif yang telah diajarkan di sekolah diharapkan mampu menjadikan mereka insan cendikia di hari esok. Tentu guru atau GTK mengharapkan mereka menjadi manusia yang berguna di kemudian hari. 

Sekolah, selama tiga tahun ini telah mencurahkan segala waktu, pikiran untuk membuka jalan terang untuk kehidupan mereka dan masa depan mereka. Mereka diharapkan mampu memerangi tantangan yang menghalangi pencapaian mimpi.

Tantangan Masa Depan Peserta Didik
             Dunia yang semakin maju menuntut peserta didik untuk mengasah kemampuan yang dimiliki. Ditingkat SD dan SMP, guru telah berupaya menemukan potensi, menggali potensi, mengasah potensi peserta didik. Saatnya peserta didik mengembangkan potensinya saat memasuki SMA/sederajat.

 Di tingkat SMA/sederajat mereka akan ditempa lagi. Potensi mereka akan dikembangkan. Tentu di sini, guru SMA memanfaatkan potensi yang sudah ditemukan untuk dipertajam lagi. Peserta didik diharapkan mengimbangi tugas-tugas guru tersebut dengan menajamkan pisau pengetahuan, keterampilan, dan afektifnya.      

Kemajuan dan arus globalisasi, tentu secara tidak langsung menciptakan karakter peserta didik. Sekarang, assasmen tidak lagi menggunakan pensil, pulpen, dan kertas. Peserta didik harus melek tekhnologi, sebagai bentuk persiapan era 4.0 era digital atau era industri. Tentu di sini peserta didik harus memiliki perangkat android. Kenyataannya, tidak semua mampu memilikinya, apalagi harga yang semakin melambung.

Get atau Keinginan

        Get dalam bahasa Manggarai, Flores, NTT, kurang lebih artinya 'keinginan'. Get atau keinginan melahirkan motivasi yang kuat untuk belajar. Motivasi belajar yang tinggi memungkinkan peserta didik mampu menghadapi tantangan. Tantangan paling konkret dalam lingkaran kehidupan peserta didik di kampung sejauh pengamatan saya adalah tren atau gaya hidup. Contohnya demikian: Ketika si A memiliki perangkat android (handphone), Si B pun berniat memilikinya. 

Sementara keadaan ekonomi orang tua si A dan si B berbeda. Dalam kondisi ini, si B akan memaksa orang tuanya dengan ancaman "Jika tidak beli, saya tidak sekolah". Ada pula yang memaksa orang tuanya agar dibelikan sepeda motor, lagi-lagi anak tidak melihat kondisi ekonomi keluarga. Ia hanya mau ikut tren dan dianggap "gaul" oleh sesamanya. Dari ilustrasi ini, get dalam diri peserta didik  tidak ada. Ia hanya hidup untuk mengikuti tren tanpa mimpi menjadi agen perubahan di masa depan.


Riko atau Tepa Salira

       Riko dalam bahasa Manggarai, Flores, NTT, setara dengan arti kata tepa salira, yaitu dapat merasakan atau menjaga perasaan (beban pikiran) orang lain sehingga tidak menyinggung perasaan atau dapat meringankan beban orang lain (KBBI). Riko memungkinkan peserta didik untuk tidak berlaku seperti ilustrasi di atas. Pikirannya tidak lagi mengikuti tren. Ia tidak lagi memaksa kehendak orang tua untuk memenuhi nafsu duniawinya.

         Peserta didik diharapkan mampu menghadapi tantangan dalam proses pencarian bekalnya. Mereka harus memegang teguh prinsip get dan riko untuk memuluskan perjuangannya. Filosofi Manggarai ini sangat relevan di masa sekarang, sebab menjamurnya karakter peserta didik yang jauh dari harapan.
       

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun