Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan tentang Kekhawatiran di Era Kemudahan Informasi

27 April 2020   04:55 Diperbarui: 27 April 2020   04:56 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya ingat kisah ini. Kisah saat Gus Bahak melarang santri kalong ikut pengajian tertentu beliau. Disini

Beberapa diskusi memang dilakukan di forum yang amat terbatas. Dihadiri hanya sekian orang. Kita kan tahu gak semua nasihat pas untuk semua orang.

Nabi Muhammad Saw juga demikian setahu saya. Ketika memberikan nasihat kepada para sahabat beliau. Gak sama. Satu pertanyaan kadang jawabannya berbeda-beda. Misalnya ketika menjawab tentang amaliah apa yang paling utama. Dalam satu hadis beliau bersabda demikian. Dalam hadis yang lain lagi bersabda demikian.

Kepada para sahabat, nabi Muhammad Saw mengajarkan hal yang berbeda-beda. Kemarin juga ada keterangan bahwa nabi Muhammad Saw tidak pernah memberikan penafsiran atas ayat kauniyah. Karena bisa memancing kesalahpahaman.

Dawuh ulama salaf itu gak salah. Hanya saja ada orang yang kadang salah menafsirkan atau salah menempatkan. Wallahu a'lam.

***

Saat membaca postingan di media sosial kadang merasa resah. Dalam hati ada rasa takut bagaimana kalau tulisan ini dibaca orang yang gak semestinya membaca. Dibaca anak kecil misalnya. Demikian bebasnya orang bisa mengakses medsos. Orang bisa membaca buku dan kitab apa saja. Orang dibanjiri informasi.

Kalimat yang benarpun masih bisa salah paham. Apalagi jika kalimatnya salah. Takutnya melahirkan kekacauan dalam memahami situasi.

Pembahasan yang melangit dan tidak dibatasi ruang diskusi bisa-bisa menimbulkan kesalahpahaman. Akhirnya menciptakan kekacauan berpikir. Bayangkan saja akibat murahnya informasi, perdebatan akan hal tertentu sampai didengar yang tidak berhak mendengarkan.

Cukup bagi saya nasihat guru saya. "Santri mboten pareng ngaos kitab ingkang dereng pangkat ipun." Nasihat itu semoga bisa saya amalkan seiring era kemudahan informasi seperti sekarang. Mengurangi membaca apa yang bukan hak saya.

Sebab salah satu doa yang diajarkan nabi Muhammad Saw adalah mohon perlindungan dari mendapatkan ilmu yang tidak bermanfaat bagi diri manusia sendiri. Tidak bermanfaat itu maksudnya apa? Mal mas'ul bia'lama minas sa'il...

Wallahu a'lam.

22 April 2020 M.
Selamat pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun