Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertemuan Adolf Hitler dan Erich Von Manstein

17 April 2020   06:56 Diperbarui: 17 April 2020   07:10 2080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya ingat sebuah foto di blog mas Alif Rafik Khan. Sebuah kunjungan atas wilayah terdampak perang tahun 1944, yang sampai "dipalsukan". Saya kutip saja bahasanya mas Alif, terkait dokumentasi foto di wilayah perumahan yang tinggal puing-puing berserakan di Oeschelbronn, Wrttemberg (Jerman), tanggal 14 September 1933.

"Bertahun-tahun kemudian, ketika Hitler sudah tidak mampu lagi untuk memaksakan dirinya melakukan kunjungan ke kota-kota Jerman yang dibombardir Sekutu, maka foto ini lah yang kemudian digunakan! Hitler, yang murka atas pemboman tidak berperasaan Sekutu terhadap rakyatnya, akan memerintahkan mobil Mercedes-nya berkeliling kota ke sekitar wilayah pemboman TANPA dia (yang menolak untuk menyaksikan kehancuran Jerman secara langsung!).

Begitu efektifnya propaganda Goebbels, sehingga tidak hanya rakyatnya yang tertipu dan menyangka bahwa foto di atas dibuat di masa Perang Dunia II sedang berkecamuk, tapi juga Wikipedia yang dengan sembrono menyebutkan bahwa foto ini diambil di tahun 1944!" (Sumber: http://alifrafikkhan.blogspot.com/2012/11/album-foto-adolf-hitler-dalam-acara.html?m=1)

Kembali lagi ke apa yang ingin saya tulis.

PK. Ojong merekam histori pertemuan Manstein dan Hitler dalam jilid pertama buku Perang Eropa. Saya dapat menangkap antusiasme bapak pendiri Kompas Gramedia itu menulis artikelnya. Dan sedikit catatan yang dikutip dari buku memoar Lost Victories karangan Manstein membantu melengkapi tulisan ini.

Pertemuan itu bukanlah monolog dari Hitler semata yang membela diri. Tapi pandangan dari kedua orang tadi mendominasi. Tidak seperti yang ditampilkan dalam film Downfall, ketika Hitler nampak murka dan membentak-bentak para jenderalnya. Termasuk seingat saya waktu itu ada Whilhem Keitel.

Jadi tidak hanya orang yang kontra dengan Hitler saja. Jenderalnya sendiri juga pernah ragu. Manstein dulu menganggap jangan-jangan Hitler memberlakukan tentaranya yang mau setia sampai mati hanya sebatas mesin perang. Yang bebas ia apakan sesuka hati. Tanpa memandang lagi sisi kemanusiaan.

"Yet later on I came to doubt whether Hitler had any place whatever in his heart for the soldiers who put such boundless trust in him and remained true to him till the end. By then I wondered if he did not regard all of them -- from field-marshal down to private soldier -- as mere tools of his war aims."

Tapi terserah anda menilai bagaimana bunyi paragraf selanjutnya. Manstein mengakui, dari gestur tubuh Hitler dalam bicara, dia seperti ksatria. Itu juga kalimat yang dipakai PK. Ojong dalam bukunya. Ksatria. Tragedi Stalingrad adalah tanggung jawabnya. Ia yang katakan sendiri.

"Be that as it may, this gesture of Hitler's in assuming immediate and unqualified responsibility for Stalingrad struck a chivalrous note. Whether deliberately or unconsciously, he had thus shown considerable psychological skill in the way he opened our discussion. He always did have a masterly knack of adapting his manner to his interlocutor."

Saya pernah lihat foto-foto Hitler saat berlatih pidato. Hasil foto Heinrich Hoffmann itu. Hitler benar-benar mati-matian mengasah kemampuannya berbicara dan mempengaruhi lawan bicara. Itu adalah salah satu bakatnya yang paling menonjol (selain masalah seni).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun