Mohon tunggu...
Kamaruddin
Kamaruddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengingat bersama dengan cara menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Eksotisme Danau Toba, Warisan Dunia di Jantung Sumatera

18 September 2021   18:52 Diperbarui: 18 September 2021   18:59 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Danau Toba dari Bukit Holbung (Instagram/danau_tobasamosir)

Danau Toba adalah mata dan telinga pariwisata dunia. Di jagat nyata dan maya, danau impian penggila piknik ini masuk sepuluh keajaiban dunia. Kemasyhurannya setara kita mengunjungi Plitvice, seonggok danau penuh pesona di Kroasia, sewarna batu turqoise (pirus) yang dialiri air terjun kecil.

Danau Toba yang membentang di antara Pemukiman Ambarita, Kepulauan Samosir, Sumatera Utara, itu juga masuk dalam situs warisan dunia United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Dengan segala keindahan alam dimiliki, danau menyerupa lautan seluas 1.130 km  itu mampu menghipnotis setiap mata yang memandang. Segumpal  beban di kepala seketika mencair jika kita menikmati eksotisme danau Toba, Haritge of Toba yang "terperangkap" di pulau Sumatera.  

Berpagarkan pegunungan menjulang tinggi, air danau yang jernih membiru menjadi daya tarik pamungkas. Setiap pagi, bias cahaya matahari setia menyinari permukaan danau, menyelinap dari balik pegunungan nan cantik. Dan dari perairannya yang bening, terpancar refleksi panorama pegunungan di sekitar sehingga tampak semakin memukau. Sungguh menakjubkan!

Kelok 8 Sibeabea Danau Toba (Instagram/Samosir_indah)
Kelok 8 Sibeabea Danau Toba (Instagram/Samosir_indah)

Sulit membayangkan jika ada tempat lebih indah untuk dikunjungi selain Danau Toba di Sumatera Utara ini. Pemandangan pegunungan hijau, udara sejuk serta alam yang masih terjaga baik adalah penampakan keindahan panorama sebagian kecil danau raksasa ini.

Danau Toba terletak 900 meter di atas permukaan laut. Bertahun-tahun dikunjungi  wisatawan lokal dan mancanegara, popularitas danau Toba di mata turis asing masih sohor dan menggoda. Apalagi menginjakkan kaki di danau Toba serasa sedang menjelajah surga kecil di negeri ini.

Dan di dunia, kedalaman 450 meter danau ini mengukuhkan diri sebagai danau terdalam di jagat raya. Ada pulau Samosir di tengahnya, pulau sebanding luas dengan negara Singapura. Danau Toba juga telah menjelma menjadi primadona idaman para wisatawan dalam dan luar negeri. Meski  saat ini turis asing masih dibatasi akibat pandemi COVID-19.

Untuk diketahui, Indonesia mempromosikan potensi wisata Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) yang ada di Tanah Air dalam pameran bertema MICE terbesar di Amerika Serikat (AS). Termasuk diantaranya Danau Toba. Jadi, MICE di Indonesia Aja untuk menjaring wisatawan mancanegara (wisman) pada segmen bisnis.

Antara Legenda dan Sains

Danau Toba dari Pusuk Buhit (Instagram/Samosir_indah)
Danau Toba dari Pusuk Buhit (Instagram/Samosir_indah)

Tiga belas tahun lalu, legenda Danau Toba terpatri diingatan kala saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu, cerita legendaris Danau Toba yang disiarkan sebuah televisi menjadi tontotan paling saya tunggu sembari menyantap makan siang. Namun, puluhan tahun terjeda, memori ingatan saya tak kuat lagi mengunggah kisah danau Toba persis seperti ulasan telivisi saat itu. Tiga belas tahun bukanlah waktu pendek.

Tapi, di zaman serba terkoneksi maya, cerita legenda dari tanah Toba itu masih bisa diakses lewat mesin pencari google, dinding-dinding media sosial seperti Facebook, Instagram dan lainnya. Awal kisah terbentuknya danau raksasa di Asia Tenggara itu, menurut cerita masyarakat, bermula pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda yatim piatu bernama Toba. Toba sehari-hari menghabiskan waktu mencari ikan di sungai, tidak begitu jauh dari rumahnya. 

Suatu hari, saat sedang mencari ikan di sungai, seekor ikan mas besar tersangkut di mata pancing pemuda itu. Terpesona akan sisik emas si-ikan, Toba memilih untuk memelihara ikan emas tersebut. Tapi, masih menurut literatur legenda, Ikan emas yang di pelihara Toba itu tiba-tiba menjelma menjadi seorang perempuan cantik. 

Karena kecantikan dari jelmaan ikan emas itu, akhirnya Toba pun jatuh cinta dan memutuskan untuk menikahinya. Pernikahan itu penuh dengan persyaratan. Sang putri jelmaan ikan emas itu memberi persyaratan kepada Toba untuk merahasiakan wujud aslinya kepada siapapun.

Kehidupan mereka setelah menikah sangatlah harmonis. Hingga mereka dikaruniakan seorang anak laki-laki bernama Samosir. Suatu hari, sang Ibu meminta Samosir untuk mengantar makanan untuk ayahnya Toba. Di tengah perjalanan Samosir lapar, lalu memakan makanan yang merupakan bekal untuk ayahnya.

Setiba di tempat Toba, sang anak mengaku sudah menghabisi bekal karena kelaparan. Sontak, Toba murka, ia marah besar hingga mengeluarkan kata-kata yang diharamkan dalam pernikahannya dengan sang putri jelmaan ikan.

Nah, seperti cerita legendaris Danau Toba yang disiarkan di televisi saat itu, akibat melanggar persyaratan itu, awan menjadi gelap, hujan turun begitu lebat tanpa henti berhari-hari, hingga menenggelamkan semua yang ada. Lalu membentuk sebuah danau besar yang kini dikenal dengan nama Danau Toba. Sementara pulau di tengah danau itu bernama Pulau Samosir. Demikian cerita menurut legenda rakyat.

Sementara, cerita terbentuknya Danau Toba menurut ilmu sains, berawal dari letusan maha dahsyat yang terjadi pada gunung api supervolcano (Gunung Api Purba Toba). Letusan tersebut membentuk Pulau Samosir dan Kaldera Toba yang kemudian cair dan membentuk danau, yaitu danau indah yang kelak menjadi daya tarik wisata di Sumatera Utara 

Destinasi Wisata Super Prioritas Kelas Dunia

Menparekraf Sandiaga Uno (Dok Kemenparekraf)
Menparekraf Sandiaga Uno (Dok Kemenparekraf)

Danau Toba masuk dalam Wonderful Indonesia sebagai wujud dan komitmen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mempromosikan berbagai destinasi bagi wisatawan domestik dan internasional.

Namun, sudah dua tahun lebih dunia dicengkeram pagebluk COVID-19. Pariwisata adalah salah satu sektor paling terdampak COVID-19. Berbagai langkah dan solusi sudah dilakukan, termasuk program vaksinasi yang membuka peluang agar sektor wisata kembali bergairah. 

Di tengah pandemi COVID-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI mengembangkan 5 Destinasi Super Prioritas di Indonesia, yaitu Borobudur, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Labuan Bajo.

Kemudian, dikutip dari laman www.kemenparekraf.go.id, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno, menyebut Danau Toba merupakan Destinasi Super Prioritas (DSP) pilihan pertama sebagai destinasi wisata super prioritas untuk membangkitkan lesunya pariwisata di tengah pandemi. Dipilihnya ikon wisata Sumatera Utara itu tentu bukan tanpa alasan.

"Seperti arahan dari Bapak Presiden, Danau Toba harus disiapkan sebagai salah satu destinasi super prioritas dan Danau Toba merupakan bagian dari UNESCO Global Geopark," kata Sandi, dalam kegiatan tiga program pengembangan Parekraf di Danau Toba, Jumat, 6 Agustus 2021.

Sandi bilang, Menparekraf terus berkolaborasi menghadirkan program tepat sasaran. Menggarap semua potensi agar Danau Toba menjadi destinasi super prioritas berkualitas, membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya.

Sandi menekankan akselerasi penyiapan Integrated Tourism Masterplan (ITMP) di kawasan Danau Toba harus segera dieksekusi. Ini adalah upaya menyiapkan Danau Toba sebagai destinasi super prioritas yang tidak hanya memiliki infrastruktur kelas dunia, tapi juga memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.

"Kita mempercepat pembangunan ini dengan tujuan supaya masyarakat sekitar mendapatkan pekerjaan. Jadi ada kebermanfaatan di tengah pandemi seperti sekarang," ujar Sandi penuh optimisme.

Sandi menjelaskan kawasan Danau Toba akan dikembagkan dengan konsep ramah lingkungan berbasis alam dan budaya. Konsep pengembangan ini rencananya direalisasikan dengan pemasangan carbon calculator di sekitar kawasan Danau Toba dan pengenalan kendaraan elektrik serta pembangunan pembangkit listrik menggunakan energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan.

"Sehingga tahun 2030, Danau Toba dapat dicanangkan menjadi destinasi wisata yang ramah lingkungan," tutup Sandi.

Kini, danau Toba tak muram lagi. Seperti pertemuan seorang pemuda Toba dengan putri Ikan Emas yang legendaris itu, danau ini diprediksi bakal menangguk jutaan wisatawan mancanegara lewat eksotisme alam dan karakteristik pembeda yang tak dimiliki lanskap wisata dunia, sekalipun itu dunia maya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun