Mohon tunggu...
Kala Aswari
Kala Aswari Mohon Tunggu... Freelancer - how to safe a life

i'm in ur area

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sumbu Pendek Fraksi PDIP

1 Agustus 2020   23:04 Diperbarui: 1 Agustus 2020   23:12 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di tengah meningkatnya survei elektabilitas tokoh-tokoh Tanah Air, saya justru tertarik mengintip hasil survei Ketua DPR RI, Puan Maharani. Meski capaiannya masih satu dijit, secara personal Mbak Puan menunjukkan perubahan yang cukup signifikan.

Saya pun menyadari, satu-satunya tokoh PDIP yang diproyeksikan sebagai calon Presiden RI di tahun 2024 adalah beliau. Tapi tidak tahu kenapa, semakin ke sini saya justru dibikin deg-degan oleh langkah beberapa orang terdekat Mbak Puan.

Saya mengibaratkan mereka-mereka itu justru menggiring awan gelap dan sambil memendam mesiu yang membahayakan bukan hanya Mbak Puan, tapi juga partai.

Bukan satu dua orang yang menyampaikan saat ini awan gelap telah menyelimuti meja dan kursi kerja fraksi PDIP di DPR RI. Ruang-ruang rapat yang biasanya riuh perdebatan kini perlahan jadi sunyi karena semua khawatir mendapat cap pengkhianat.

Saling tegur sapa dan gelak tawa kini berganti dengan saling curiga dan menduga-duga "kamu orangnya siapa?". Dalam sejarah keanggotaan di DPR RI, tidak pernah kader PDIP dibikin gelap mata dan hati seperti ini.

Semua bermula dari hasil survei elektabilitas tokoh yang diproyeksikan jadi calon presiden 2024, khususnya hasil survei yang dicapai Mbak Puan. Kita tidak bisa mengelak, posisi Mbak Puan sebagai Ketua DPR RI, Ketua DPP PDIP sekaligus putri Presiden RI kelima dan cucu Proklamator Republik ini membuat beliau memiliki jalur khusus untuk melenggang ke istana.

Bahkan kalau boleh menduga-duga, sedari awal meniti karir politik, Mbak Puan telah menyimpan setitik hasrat untuk menduduki kursi tertinggi negeri ini. Beliau pun menata langkah sebaik-baiknya dan menyusun strategi sehormat-hormatnya untuk mencapai itu.

Lambat laun hasrat itu kian mengkristal seiring moncernya posisi dan perannya di percaturan politik Tanah Air. Maka tidak salah jika Mbak Puan selalu masuk dalam daftar tokoh yang disurvei, meski hasilnya belum optimal.

Sebagaimana sikap Ibu Ketua Umum PDIP dan Presiden Jokowi, Mbak Puan selama ini selalu membuat langkah taktis dan pola strategi yang dinamis setiap kali menghadapi persoalan. Termasuk untuk menyikapi hasil survei, saya sangat yakin beliau tidak akan gegabah dan emosional karena seluruh kalkulasi politisnya pasti telah beliau susun.

Maka ketika suasana yang penuh emosi dan benci menyelimuti fraksi PDIP di DPR RI saat menyikapi hasil survei, seketika itu pula saya meyakini bahwa ini bukan caranya Mbak Puan. Meskipun katanya saat itu Mbak Puan hadir dalam rapat fraksi, saya pun sangat yakin, menghalalkan segala cara untuk menaikkan elektabilitas termasuk menikam sesama kader Banteng bukanlah suara hatinya Mbak Puan. Apala

Bagaimana mungkin Mbak Puan menginstruksikan untuk menabuh genderang perang dengan kadernya sendiri? Bagaimana mungkin Mbak Puan menginstruksikan untuk memusuhi bahkan menghancurkan kadernya sendiri? Dan bagaimana mungkin Mbak Puan mengancam mem-PAW jika tidak mendukung Mbak Puan?

Bahkan ancaman pemecatan juga diberikan jika ada kader yang sekadar nge-like, comment dan nge-share unggahan di medsos selain Mbak Puan meskipun yang dilike, dicomment dan dishare adalah kader PDIP sendiri. Bagaimana mungkin?

Seluruh genderang permusuhan dan kebencian yang ditabuh ini bukan caranya Mbak Puan, terlebih lagi, bukan caranya Ibu Ketua Umum PDIP. Ibu Ketua Umum PDIP selalu mengambil langkah politik yang elegan bukan langkah preman.

Pikiran kader PDIP, khususnya yang duduk di DPR RI telah dengan sengaja ditutup awan gelap. Dan hati kader PDIP, khususnya yang duduk di DPR RI telah ditanami mesiu-mesiu yang siap meledak sewaktu-waktu.

Bahkan yang lebih membuat saya semakin miris, ternyata apa yang dialami kader PDIP di DPR RI itu juga dirasakan seluruh kader di Tanah Air, terutama mereka yang menjabat kepala daerah dan pengurus dari DPP, DPD, DPC sampai anak ranting.

Saya khawatir, jika cara-cara preman seperti ini tetap digunakan, kejayaan PDIP yang selama ini susah payah dibangun Ibu Ketua Umum akan hancur perlahan dan itu adalah senyata-nyatanya sebuah pengkhianatan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun