Mohon tunggu...
Muhamad KahfiNurazizi
Muhamad KahfiNurazizi Mohon Tunggu... Novelis - Huh

Lah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Penyebab Indonesia Tidak Maju?

8 Desember 2019   13:12 Diperbarui: 8 Desember 2019   13:27 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

*oleh: Muhamad Kahfi Nurazizi

Politik, politik, politik. Indonesia adalah salah satu negara yang tidak ada henti-hentinya dalam berpolitik. Hampir setiap golongan maupun usia, tidak luput dalam membahas politik. Hanya sebuah tradisi atau sesuatu yang sudah mendarah daging, topik utama yang paling sering di perbincangkan adalah politik. Walaupun banyak hal yang lebih penting dari politik, masyarakat Indonesia seakan- akan enggan untuk membahas yang lain dan lebih mementingkan untuk memikirkan politik yang sedang terjadi.

Suatu pandangan yang kurang tepat bila masyarakat Indonesia hanya memikirkan dunia politik saja dengan melupakan hal apa yang dapat membangun Indonesia untuk lebih maju kedepannya karena, politik suatu yang nyaru ,tidak ada yang bisa di katakan paling benar dan tidak ada yang bisa dibilang paling salah dan bentuk- bentuk dari politik hanya berputar dalam 1 lingkup yang bisa di bilang itu- itu saja.

Dan lebih parahnya lagi, masyarakat Indonesia tidak memikirkan apa keuntungan yang didapat jika mereka hanya memikirkan politik yang ada. Pada dasarnya politik hanya digunakan oleh kalangan-kalangan atas yang memiliki kepentingan dalam mendapatkan suatu kekuasaan atau harta, jika kalangan lain memikirkan politik dengan tidak wajar hanya membuang buang waktu saja dan membuat dirinya kehilangan kesempatan untuk berkembang.

Masalah terbesar di Indonesia ialah sumber daya manusia yang ada kebanyakan ialah tidak memiliki skill, padahal intelektual yang dimiliki sangat besar. Karena kebanyakan dari sumber daya manusia yang ada lebih sering melakukan dan memikirkan sesuatu yang tidak penting. Bukan menganggap memikirkan politik itu tidak penting , tetapi ada batas wajar dalam memikirkan hal tersebut bagi masyarakat yang tidak memiliki suatu kepentingan secara "khusus" dalam berpolitik . Tidak harus terlalu dalam untuk mengulik ,tetapi dengan hanya kita melek politik itu saja sudah cukup .

Mahasiswa salah satu sumber daya manusia yang dapat dikatakan di andalkan untuk membangun Indonesia lebih maju, memang di wajibkan untuk melek politik. Dengan sebutan sebagai agent of change, mahasiswa harus mengerti keadaan yang sedang dialami oleh negara ini, salah satunya keadaan politik. Tetapi, tanpa disadari Mahasiswa juga salah mengartikan kata- kata agent of change.

Agent of Change tidak selalu menyangkut tentang politik. Tetapi, mahasiswa kebanyakan memandang bahwa agent of change yang dapat dilakukan mahasiswa hanya dengan cara mengubah dari segi ke pemerintahan saja. Padahal, banyak sekali yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dengan atau tanpa menyangkut pautkan dalam politik itu sendiri. Mahasiswa dianggap sebagai kaum intelektual seharusnya memiliki kelebihan dari yang lain. Mahasiswa seharusnya memiliki skill atau mengembangkan skill yang sudah ia miliki untuk dituangkan atau digunakan untuk memajukan Indonesia.

Selain itu, di Indonesia politik pula dapat menyebabkan perpecahan antar sesama masyarakat di Indonesia . Buktinya masyarakat Indonesia pada saat ini terbilang terbagi menjadi 2 kelompok dalam 2 pandangan yang berbeda yaitu antara kelompok nasionalis dan kelompok agamis. Kelompok masyarakat yang merasa dirinya nasionalisme berpandangan bahwa kelompok agamis adalah kelompok yang akan menentang ideologi pancasila "makar", sedangkan kelompok agamis berpandangan bahwa kelompok nasionalis dianggap tidak membela agamanya sendiri bahkan terkadang menyebut dengan bahasa " Kafir". Tanpa mereka sadari mereka terjebak pada fase antusias/fanatik kepada politik. Padahal didalam politik tidak ada yang paling benar dan tidak ada yang paling salah, semua asumsi tersebut hanya ada pada masing masing diri seseorang. Dengan ke fanatikan mereka hanya membuat mereka terlihat "bodoh" di pandangan orang orang yang mengerti politik, serta mereka dapat dimanfaatkan dengan sangat mudah dan diadu domba satu sama lain.

Nasionalisme dan agama adalah 2 faktor yang terbilang sangat berpengaruh dan sangat riskan didalam dunia politik. Keduanya dapat menyatukan dan dapat pula memisahkan suatu kelompok. Dengan begitu masyarakat Indonesia dapat dimanfaatkan oleh orang- orang tertentu yang memiliki kepentingan masing-masing, bahkan negara lain juga dapat memanfaatkan kita dengan cara memecah belah. Nasionalisme adalah sikap cinta tanah air yang harus dimiliki setiap warga negara dengan tujuan supaya setiap warga negara akan mencintai negaranya . Tetapi, di dalam politik nasionalisme dapat menjadi suatu alat untuk mendapatkan kekuasaan untuk diri masing-masing, dan nasionalisme juga bisa menjadi biang utama perpecahan dalam suatu negara. Nasionalisme di Indonesia hanya ada pada lisan semata, di dalam perbuatan orang - orang yang mengaku dirinya nasionalis tidak sama sekali mencerminkan sikap nasionalis. Seakan akan nasionalisme mereka hanya untuk menentang kelompok agamis semata dengan menggunakan tameng nasionalisme. Dari sini sudah terlihat jelas bagaimana nasionalisme di Indonesia juga sudah disalah artikan dan salah digunakan.

Agama juga tidak jauh berbeda dengan nasionalisme, agama seharusnya sebagai jembatan bagi tiap umat manusia untuk hidup damai , tetapi sebaliknya di dalam politik agama dapat diperalat sebagai alat bantu untuk berpolitik . Di Indonesia politik dengan menggunakan agama sudah hal yang sangat lumrah dan pada zaman ini mudah sekali untuk berkembang, dengan iming- iming semua apa yang mereka perbuat dan mereka katakan sesuai dengan yang diajarkan di dalam agamanya, bahkan ada beberapa kalangan yang ingin membuat negara khilafah di Indonesia . Padahal sudah jelas sekali bahwa khilafah sesungguhnya akan datang ketika dunia sudah pada penghujung usia, didalam Islam sendiri khilafah akan dipimpin oleh Imam Mahdi dan Nabi Isa serta letak turunnya Imam Mahdi dan Nabi Isa berada pada Yerusalem. Abu Hurairah melaporkan bahwa Nabi (shollallahu alaihi wassalam) bersabda: "Bendera- Bendera hitam akan muncul dari Khorasan (wilayah yang sekarang adalah Afganistan, Pakistan, dan sebagian kecil Iran dan Asia Tengah), dan tidak akan ada daya yang mampu Menghentikan mereka hingga mereka memasuki Aelia (Jerusalem)." (Sunan Tirmidzi) .Dalam Hadist nabi saja sudah menjelaskan seperti itu jadi bisa dinilai sendiri apakah membentuk negeri khilafah di Indonesia yang terjadi pada saat ini sesuai dengan apa yang diajarkan?

Bukan hanya karena ada 2 kelompok saja yang membuat masyarakat Indonesia terpecah belah akibat politik. Semakin berkembangnya teknologi, politik juga berhasil masuk di dalam lingkup media sosial. Di dalam media sosial Indonesia sering kali muncul perang sosmed dengan bahasan politik yaitu saling beradu argumen, menyebarkan hoax, statmen untuk menjatuhkan lawannya, menyebar hatespeech. Menghasut serta mempengaruhi dengan berbagai cara yang salah satu paling sering dipakai dengan mengadakan giveaway. Semakin parah masyarakat Indonesia terpecah belah, di kehidupan asli maupun kehidupan teknologi.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa politik bisa dikatakan sebagai salah satu alasan kenapa bangsa Indonesia tidak maju- maju yang pertama dikarenakan masyarakat kita hanya memikirkan politik saja tanpa memikirkan hal lain yang lebih bermanfaat , dan masyarakat Indonesia masih mudah terpecah belah dan di adu domba satu sama lain. Bagaimana suatu bangsa bisa maju jika masyarakatnya saja saling menjatuhkan satu sama lain, serta masyarakatnya tidak memiliki skill untuk membangun bangsanya sendiri?

Dapat disimpulkan pula bahwa politik sudah yang seharusnya mengatur sistem pemerintahan dan cara kita menjadi warga negara sekarang sudah masuk di dalam sistem kehidupan kita sehari hari. Hampir semua yang akan kita perbuat atau yang kita lakukan tidak luput berhubungan dengan politik, bahkan nasionalisme dan agama yang seharusnya sebagai sikap dan pedoman untuk manusia sudah dirusak dan di ikut campuri di dalam politik.

 Padahal jika kita memang mengerti berpolitik seharusnya kita sadar bahwa politik tidak harus selalu dipikirkan, karena dia akan mengalir sendiri sesuai dengan perkembangan jaman dan apa yang terjadi di dalam dunia ini. Ada banyak hal yang lebih penting dari pada kita berpolitik, dan lebih menguntungkan bagi diri kita dan untuk negara kita sendiri, kecuali memang kita ingin berkecimpung secara langsung di dunia politik.

*Penulis adalah mahasiswa semester 1 mata kuliah Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun