Di awal-awal milenium baru atau tepatnya pada medio Pebruari 2003 silam, dunia digegerkan oleh kisah tragis seekor orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) betina di Kereng Pangi, Katingan, Kalimantan Tengah yang dipaksa menjadi PSK alias pekerja sex komersial atau pelacur, pemuas nafsu bagi pria-pria (manusia) hidung belang. Ada yang masih ingat?
Eksploitasi ekstrem satwa liar ikonik dan kharismatik Indonesia yang seharusnya dilindungi untuk aktifitas bestialitas atau hubungan seksual antara manusia dan hewan itu tidak hanya menggegerkan bumi nusantara saja, tapi juga masyarakat dunia, setelah media arus utama dunia kompak merilis berita memalukan ini.Â
Namanya Pony! Orangutan malang yang diperkirakan lahir sekitar tahun 1996-an di hutan pedalaman Kalimantan Tengah itu diyakini ditangkap saat masih bayi untuk dipelihara di dalam lingkungan hidup manusia yang biasanya dengan tujuan tertentu dan umumnya dengan terlebih dulu membunuh induknya .
Menyedihkannya, ternyata dugaan bahwa si Pony kecil  dipelihara untuk tujuan tertentu memang terbukti benar! Selain selama bertahun-tahun Pony diperlakukan sangat tidak layak hingga kondisinya sangat mengenaskan, menurut laporan Dailymail Pony juga dipaksa menjadi pekerja seks komersial alias pelacur "profesional" dengan tarif sebesar 2 euro atau  sekitar Rp. 35.000-Rp. 38.000 per-sekali layanan.
Tidak hanya itu, sehari-harinya Pony dirantai di tempat tidur selayaknya tahanan dalam kamar yang relatif gelap, bulu di sekujur tubuh yang menjadi ciri khasnya sebagai orangutan juga dicukur setiap 2 hari sekali hingga kulitnya menjadi "sasaran empuk" gigitan nyamuk-nyamuk nakal yang karena rasa gatalnya, menyebabkan tangan Pony terus menggaruk kulitnya tanpa kontrol hingga  menyebabkan infeksi yang berujung pada luka-luka menganga.
Absurd-nya, Pony juga dipakaikan perhiasan, dirias dan juga diberi parfum selayaknya manusia, bahkan konon juga dilatih agar bisa melakukan tindakan seksual seperti yang diinginkan oleh lelaki hidung belang pelanggan jasanya yang kelak ternyata berakibat trauma psikologis yang sangat berat dan mendalam.
Dilansir dari laporan The Sun, di dalam kamarnya, Pony bisa menggerak-gerakkan pinggulnya untuk menggoda birahi pria-pria (manusia) hidung belang yang mendatanginya ke dalam kamar. Duh Pony-pony!
Pada 13 Pebruari 2003, Pony yang terlanjur dianggap sebagai "mesin uang" dan sumber keberuntungan oleh masyarakat diselamatkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) bekerjasama dengan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Â dengan melibatkan 35 personil militer bersenjata lengkap, setelah pendekatan persuasif kepada pemilik rumah bordil dan warga tidak membuahkan hasil.
Selanjutnya, Pony dibawa ke Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah yang dikelola oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF)Â untuk menjalani rehabilitasi di Sekolah Hutan untuk mendapatkan bimbingan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk bisa survive kembali saat dilepasliarkan ke habitat aslinya di kedalaman hutan Kalimantan.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!