Meskipun fasilitas ini terlihat biasa dan sederhana saja, bebasnya pengunjung  mengambil koya sepuasnya jelas jurus jitu untuk semakin memperkaya pengalaman menikmati soto para pelanggan yang juga berlatarbelakang beragam, karena secara tidak langsung pelanggan diajak meracik sendiri Soto sesuai dengan selera dan kesukaanya! Ini salah satu yang menjadikan santap soto di kedai Cak Ipul ini benar-benar ngangeni.
Baca Juga Yuk! Mie Ayam Mas Jono
Tidak hanya itu, kita juga bisa menambah kesibukan nyoto disini dengan ngrokot-ngrokot alias menikmati tulangan ayam, sampai onderdil ayam seperti ceker, sayap, kepala atau mungkin suka dengan jeroan seperti ati ampadal (ampela;bahasa Banjar) ataupun kulit dalam kuah soto yang aroma sedapnya menguar kemana-mana! Duh ini yang tak pernah saya lewatkan, rasanya seperti dirumah!
Baca Juga Yuk! "Lempeng Karih" Definisi Lebaran Minimalis dari Kota Banjarmasin
Di waktu-waktu penuh pengunjung seperti inilah saya paling suka menikmati keriuhan pengunjung yang juga berlatar belakang beragam, meskipun tetap saja didominasi oleh para diaspora dari Pulau Jawa. Keriuhan dialog pengunjung yang lebih banyak berdialog dengan bahasa Jawa inilah yang saya sebut sebagai vibes pulang kampung yang selalu ngangeni!
Uniknya lagi tidak sedikit pengunjung yang berasal dari berbagai  daerah di nusantara yang juga selalu berusaha menunjukkan kepiawaiannya berbahasa Jawa. Ini momen yang paling saya suka! Banyak diantara mereka yang fasih berbahasa Jawa meskipun tidak bisa sepenuhnya meninggalkan logat dan dialek bahsa ibunya masing-masing! (BDJ7425)
"Wes mase, kabehe pero?"
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI