Selain materi-materi pengembangan diri klasik dan modern dari dunia barat, sebagai muslim sudah pasti saya juga menyantap materi pengembangan diri dalam Islam dari berbagai sumber yang akhirnya semakin memantapkan pemahaman dan keyakinan saya.Â
Saya memang harus mengembangkan diri dengan mengikhlaskan kelainan buta warna yang saya miliki berikut berbagai tragedi yang pernah terjadi karenanya dan berusaha terus untuk menggali semua potensi yang saya miliki sebagai modal awal untuk memulai hidup dengan peta yang baru, mimpi, harapan, cita-cita yang semuanya baru.
Di titik ini saya banyak terinspirasi dari literatur-literatur Islam baik yang klasik maupun kontemporer, terutama sepenggal dari QS. Ar-Ra'd ayat 11, pembuka dari artikel ini dan juga QS. An Nisa ayat 100 yang secara implisit memberi insight untuk segera berhijrah yang dalam konteks saya saat itu adalah bersegera move on dengan segera berpindah haluan kepada dunia yang baru.Â
Alhamdulillah, meskipun awalnya tetap tidak mudah, tapi akhirnya Allah SWT memang membuktikan janji-janjinya, mempertemukan saya dengan dunia baru yang ternyata jauh lebih berwarna! Ini bemar-benar lebih berwarna, karena salah satu usaha saya di bidang usaha kerajinan tangan mengharuskan saya benar-benar berkutat dengan warna. Bukankan dunia ini memang penuh misteri mengejutkan?
Setelah dunia baru saya mulai memberikan hasil dengan stabilitas dan kualitas kehidupan yang semakin terjaga baik, pergulatan saya dengan kehidupan tentu saja mulai berbeda arenanya. Di level ini memang relatif tidak lagi berdarah-darah seperti di awal saat merintis dunia baru, tapi ternyata menjaga konsistensi alias untuk bisa istiqamah ternyata juga tidak mudah. Banyak sekali godaan yang datang!
Pernah dengar cerita tentang keberhasilan atau kesuksesan luar biasa dari orang-orang biasa yang diuji dengan himpitan bermacam-macam kekurangan dan kesusahan, tapi justeru "gatot" alias gagal total ketika diuji dengan keberlimpahan, termasuk kekayaan, ketenaran dll? Saya tidak mau terjebak dalam drama-drama seperti itu. Saya tidak mau jatuh ataupun terjatuh untuk yang kedua kalinya!
Anda boleh percaya dan sangat boleh juga untuk tidak percaya! Faktanya, sungguh di titik ini saya kembali beruntung! Alhamdulillah, dalam pengembaraan spiritual yang begitu intensif saya lakukan, secara bertahap akhirnya saya menemukan dasar berpijak aktual bagi kita-kita menjalani hidup dan kehidupan yang pastinya nggak kaleng-kaleng dari beberapa sumber Alquran dan Hadis sahih Rasulullah SAW. Â
Baca Juga Yuk! Memaknai Produktivitas Berkelas ala Cak Udin "Rombeng"
Seperti dalam  QS. Ali Imran ayat 139, QS. Al-Ankabut ayat 2, QS.Al Insyira ayat 5-8 yang secara umum membahas ujian sebagai sebuah keniscayaan yang harus dihadapi dengan teguh dan tidak boleh bersikap lemah, karena di setiap kesulitan yang dihadapi akan selalu disertai dengan kemudahan.
Selajutnya ada juga dalam QS. An Najm ayat  39 dan QS. Al Baqarah ayat 148 yang secara umum meyakinkan saya bahwa segala daya upaya dan usaha merupakan sarana yang efektif untuk pengembangan diri. Sedangkan QS. Ali Imran ayat 185  dan  QS. Al Hashr ayat 18 memberikan kesadaran bahwa akhirat adalah ending atau muara  dari sebuah kesuksesan.
Dari hadis sahih Rasulullah SAW, saya sangat terinspirasi oleh sebuah riwayat yang datang dari sahabat  Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma yang menyebut Rasulullah SAW pernah menasehati seseorang yang isinya,Â