Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

"Trancam" dan Olahan Salad Sayur Khas Orang Gunung yang Selalu Ngangeni

29 Juni 2021   12:12 Diperbarui: 29 Juni 2021   12:16 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai "orang gunung" alias orang yang lahir dan besar di lingkungan dataran tinggi yang lazim bergelimang dengan hasil pertanian dan perkebunan, berupa sayur-sayuran dan buah-buahan segar yang selalu melimpah ruah, menjadikan kami anak-anak gunung, sejak kecil terbiasa mengonsumsi berbagai jenis sayuran dan buah-buahan segar dalam aneka kreasi olahan kuliner sehat yang tentunya tetap murah meriah.

Baca Juga :  "Gangan Sulur Bunga Teratai", Olahan Sayur Kaya Nutrisi Khas Kota 1.000 Sungai

Tanpa bermaksud gaya-gayaan apalagi "mengikuti trend" mengosumsi makanan sehat berupa sayur dan buah-buahan segar yang terus menggaung seiring budaya makan-memakan di dunia kiwari yang semakin pragmatis dan pengennya praktis tapi seringkali malah jauh dari kata sehat dan bermanfaat, kami sejak dulu memang sudah hobi makan sayur dan buah segar nan sehat sebagai bagian dari budaya.

Bahkan, untuk jenis tanaman-tanaman sayur yang bukan dikebunkan yang tentunya bebas dari pupuk dan obat-obatan anti hama berbahan kimia non organik, seperti beluntas si-tanaman pagar, kulit biji lamtoro muda dan juga lamtoro-nya, kemitir atau kenikir, kecambah atau tauge dan tentunya kemangi, biasa kami makan langsung tanpa dimasak alias dimakan mentah-mentah.

Biasanya, beragam sayuran mentah tersebut kami nikmati dengan tambahan rajangan ketimun segar berbentuk dadu kecil-kecil dan sambal kelapa mentah yang juga di buat dari campuran kelapa muda segar yang diparut dengan ditambahkan sambal. Karena sambal trancam versi kami juga disajikan dalam keadaan mentah (tanpa dikukus), maka trancam versi kami ini masuk pada versi makanan yang harus habis dalam sekali jamaun. 

Cara penyajian trancam juga sangat mudah, setelah sambal kelapa jadi dan sayuran segar juga sudah dipotong-potong sesuai kebutuhan dan selera, maka sambal kelapa bisa langsung ditambahkan ke dalam sayuran dan diaduk sampai merata. 

Urap-urap | kompas.com 
Urap-urap | kompas.com 

Untuk sambalnya, biasanya ibu saya memberi 3 pilihan alias bisa request. Sambal korek, sambal bawang atau sambal terasi dengan citarasa khas ala Jawa Timuran yang umumnya cenderung asin-gurih dan pedas. Itulah yang biasa kami sebut sebagai trancam! Salad sayur asli Indonesia yang selalu ngangeni apalagi yang buatan tangan ibu!

Sambal dasar untuk membuat adonan sambal kelapa menjadi kunci citarasa trancam khas orang-orang Gunung di sisi timur Gunung Lawu. Sambal pedas dengan citarasa asin-gurih dan pedas memang benar-benar sambal asli tanpa tambahan bumbu-bumbu lain yang sebenarnya juga bisa langsung dijadikan partner makan nasi dengan lauk apa saja.

Baca Juga :  Ayam Masak Bom, Lezatnya Olahan Ayam "Berpenyedap" Arang Membara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun