Mohon tunggu...
Jovin VerenMarfella
Jovin VerenMarfella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

42321010081 - Dosen pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB1-Menggali Potensi Diri, Berpikir Positif dan Berkomunikasi Efektif

27 September 2022   00:09 Diperbarui: 27 September 2022   00:12 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WHAT : Apa saja teori menurut para ahli mengenai Motivasi Diri untuk dapat mencapai titik menggali & mengembangkan potensi diri? Lalu Apa saja model komunikasi menurut para ahli?

- Motivasi Diri Menurut Para Ahli

Teori ERG (Clayton Paul Alfender)

Clayton Paul Alfender, seorang pakar psikologi dari Amerika Serikat mengembangkan teori hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow. Menurutnya teori Abraham Maslow memiliki kelemahan, yaitu dalam lima tingkatan kebutuhan tidak semuanya ada dan tidak semuanya berurutan. Setiap individu dari setiap kalangan yang berbeda cenderung memiliki kebutuhan yang berbeda - beda juga. Maka dari itu Clayton Alfender memodifikasi teori Maslow menjadi tiga kelompok atau bagian, yaitu eksistensi (Existence), hubungan (Relatedness) dan pertumbuhan (Growth) yang dapat disingkat menjadi teori ERG.

Dokpri
Dokpri

Existence atau Eksistensi adalah kebutuhna eksistensi bahan baku, kebutuhan ini dapat disetarakan dengan physiological dan safety pada teori Maslow. Sedangkan Relatedness atau hubungan adalah suatu tekad atau ambisi untuk mempertahankan hubungan yang penting dengan orang lain, hal ini memerlukan interaksi. Kebutuhan ini dapat disetarakan dengan social atau love pada teori Maslow. Dan yang terakhir Growth atau pertumbuhan adalah hasrat untuk melakukan pengembangan diri.

Yang membuat teori ini berbeda dari teori hierarki kebutuhan Maslow adalah bahwa teori ERG ini menunjukkan bahwa lebih dari satu kebutuhan akan bisa saja berjalan pada waktu yang bersamaan. Teori ERG ini tidak beranggapan bahwa kebutuhan yang lebih rendah itu wajib terpuaskan terlebih dahulu sebelum beranjak ke tingkat yang lebih tinggi. Seseorang bisa saja bekerja untuk tingkat growth walaupun sebeneranya tingkat kebutuhan existence dan relatednessnya belum terpuaskan. Teori ERG mengajak kita untuk masuk ke dimensi halangan - kemunduran (Frustration-Regression). Teori ERG ini menyatakan bahwa jika tingkat kebutuhan yang peringkatnya lebih tinggi itu terhalang, keinginan seseorang untuk meningkatkan kepuasan ke tingkat yang lebih rendah akan lebih menggebu gebu.

Pada teori ERG ini dapat disimpulkan jika merasa terhalangi ketika ingin mengembangkan potensi diri, maka kita akan memiliki hasrat yang menggebu gebu untuk memenuhi kepuasan ke tingkat yang lebih rendah seperti kebutuhan bersosialisasi, kebutuhan substansi material seperti makanan, tempat tinggal dan lain lain.

Teori Two Factors (Frederick Herzberg)

Seorang psikolog Amerika, bernama Frederick Herzberg dianggap sebagai salah satu pemikir orisinal yang sangat hebat dalam teori manajemen dan motivasi. Frederick Herzberg melakukan penelitiant terhadap pengaruh sikap dengan motivasi. Herzberg melakukannya hanya dengan meminta orang – orang untuk menggambarkan keadaan mereka apakah mereka sedang merasa sangat baik, atau sedang merasa sangat buruk mengenai pekerjaan mereka. Hasilnya tanggapan dari orang orang yang merasa senang dengan pekerjaannya memiliki tanggapan yang berbeda dengan yang merasa kurang senang dengan pekerjannya.

Hasil dari penelitian Frederick Herzberg membentuk Teori Dua Faktor (Two Factor Theory) atau nama lainnya adalah Herzberg’s Motivation-Hygiene Theory. Herzberg dikenal karena teori dua faktornya, hipotesanya mengatakan bahwa ada dua faktor yang memperngaruhi kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja: faktor ekstrinsik (pengawasan, upah, kebijakan perusahaan, dan kondisi pekerjaan) dan faktor intrinsik (pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan prestasi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun