Mohon tunggu...
Juwaybo
Juwaybo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kriminal Bersenjata di Papua dan Upayanya Mengadu Domba Aparat dengan Masyarakat

16 September 2018   09:40 Diperbarui: 16 September 2018   10:20 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Bulan November 2013 di Kampung Kaminggime Distrik Illu Kabupaten Puncak Jaya telah terjadi penembakan dan pembakaran mobil Strada yang dikemudikan oleh saudara Davit saat mengantar bahan makanan ke Mulia Kab. Puncak Jaya, yang dilakukan KKB. Korban meninggal dunia dengan kondisi jasad hangus terbakar.

Januari 2014 di kompleks SMA Wuyuneri Distrik Mulia Kabupaten Puncak juga telah terjadi penembakan terhadap tukang ojek a.n. Sdr Abdul, yang dilakukan oleh KKB, ketika yang bersangkutan sedang mengantar penumpang. Akibat kejadian tersebut menyebabkan korban meninggal dunia dengan luka tembak di bagian kepala belakang tembus mata bagian kanan dan rusuk.

Tanggal 26 Mei 2015 pukul 23.00 WIT, di Kampung Usir Distrik Mulia Kab. Puncak Jaya tepatnya di rumah Sdr. Jufri Tandi Payung yang didalamnya terdapat 9 orang masyarakat yang sedang bermain kartu telah terjadi penembakan yang dilakukan oleh KKB kedalam rumah yang mengakibatkan 5 (lima) orang luka tembak dan 1 (satu) orang meninggal dunia.

Kisah pilu juga terjadi di Kampung Koteka, Buah Tengah Distrik Kenyam KKB pada tanggal 25 Juni 2018. Kejadian berawal dari penembakan Pesawat Trigana Air Twin Otter yang dilakukan oleh KKB. Pesawat tersebut berangkat dari Wamena menuju Kenyam yang membawa Anggota BKO Brimob sebanyak 15 orang untuk Pengamanan Pilkada. Akibat dari penembakan tersebut sang Pilot Pesawat Abdillah Kamil terkena serpihan Peluru dibagian bahu sebelah kanan dan kepala bagian belakang.

Setelah itu, tidak jauh dari ujung landasan tepatnya di Kampung Koteka, Buah Tengah Distrik Kenyam KKB sekitar 16 orang bersenjata laras panjang jenis AK-47 6 pucuk, FNC 2 pucuk dan Pistol 2 pucuk yang lainnya bersenjata panah, tombak dan golok menganiaya masyarakat sipil. Mereka memaksa Masyarakat keluar rumah, setidaknya sebanyak 8 orang warga pendatang dikumpulkan dan diperintahkan duduk di depan teras.

Tidak lama berselang dari kejadian tersebut, Margaretha Pali, 28 tahun ibu dari Arjuna, dalam kondisi ketakutan sedang memeluk Arjuna tiba-tiba ditembak di bagian kepala, dan terluka akibat sabetan parang di lengan kiri. Hampir bersamaan, sang ayah Hendrik Sattu Kola, 38 tahun ditembak di bagian perut dan terkena parang di kaki kanan bagian betis. Arjuna melihat sendiri kedua orang tuanya langsung meninggal ditempat. Sedangkan Arjuna sendiri juga tidak luput dari pembantaian dan mengalami luka menganga di kepala bagian pelipis kiri nyaris sampai ke hidung. akibat kena parang KKB.

Mendengar suara tembakan tersebut, lima orang lainnya secara spontan melarikan diri, namun nahas bagi Zainal Abidin 20 tahun, warga lainnya, saat hendak melarikan diri tertembak di bagian rusuk. Kisah tersebut dituturkan A. Ahmad pria, 22 tahun asal Bugis dan Dani pria 19 thn asal Toraja, warga yang berhasil selamat melarikan diri dari kekejaman KKB.

Peristiwa suram tersebut membuat Arjuna kehilangan kedua orang tua yang disayanginya sehingga menyandang yatim piatu, sekaligus mengalami penderitaan cacat di wajah akibat kampak yang di sayatkan di wajahnya hingga membekas seumur hidupnya. Arjuna adalah sebagian kecil dari korban kebiadaban KKB. Masih banyak korban-korban lain yang menjadi sasaran kebengisan KKB seperti yang dialami keluarga Arjuna. KKB terus meneror warga sipil yang tidak berdosa, selain melakukan kekerasan dan pembunuhan brutal, KKB juga merampas harta warga hingga memperkosa para perempuan.

Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) Papua memanfaatkan momen tertentu untuk mengganggu dan menunjukkan eksistensi mereka. Seperti kejadian yang baru saja terjadi, dua prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Satgas Pamrahwan) yang akan memberikan bantuan bahan makanan kepada anak-anak usia sekolah di Kampung Tingginambut ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Minggu (19/8/2018) yang berjarak kurang lebih satu kilometer dari Pos.

Kejadian terakhir yang baru-baru saja terjadi ini dilakukan pada hari Minggu yang merupakan hari besar bagi umat Kristiani melaksanakan ibadah. Ini menunjukan bahwa aksi-aksi brutal kelompok KKB tidak mengenal waktu dan tempat.

Kejadian demi kejadian berlangsung pada tahun 2010 hingga sekarang, hal ini menjadi kesulitan bagi aparat ketika melakukan tindakan tegas disampaikan melanggar HAM, mengganggu Hak OAP, atau disampaikan kekerasan aparat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun