Mohon tunggu...
Jusuf Kalla
Jusuf Kalla Mohon Tunggu... Diplomat - Wakil Presiden Indonesia

Wakil Presiden RI (2004-2009) & (2014-2019) Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Website : www.jusufkalla.info

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

3 Faktor Penyebab Ledakan Kompor Gas

7 Juli 2010   04:52 Diperbarui: 1 November 2018   16:57 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kompas.com/Sherly Puspita)

Jadi salah kalau kita berkesimpulan bahwa kompor minyak tanah lebih aman daripada gas, karena sekarang tidak ada lagi kebakaran akibat ledakan kompor minyak tanah, karena memang itu sudah tidak ada lagi. Jadi apa pun energi yang kita gunakan selama itu digunakan secara benar maka tidak akan menyebabkan kecelakaan. 

Jadi ada 3 sebab mengapa kompor gas bisa meledak, yang pertama karena faktor alat yang memang sudah tidak sesuai standar atau alatnya sudah Aus, untuk itu penting kiranya memperhatikan umur alat, meskipun alat tersebut standar tapi kalau sudah melewati batas waktu pemakaiannya maka bisa berbahaya juga. Taruhlah selang, meskipun SNI tapi kalau tidak pernah diganti dan dirawat maka bisa bahaya juga. 

Sebagai gambaran, untuk pemakaian selang hasil pembagian dari konversi, itu jangka waktu penggunaannya paling lama 2 tahun, atau bisa juga 1 tahun tergantung intensitas pemakaiannya. Itulah sebabnya mengapa kompor gas hasil konversi lebih banyak meledak di daerah Jabodetabek, karena memang daerah tersebut yang mendapat giliran pertama untuk program konversi minyak tanah ke Gas. 

Faktor yang ke-dua karena adanya unsur kesalahan dalam penggunaannya, ini bisa diatasi dengan melakukan sosialisasi bagaimana menggunakan kompor dengan benar. Untuk kompor hasil konversi waktu itu kita sudah sertakan manual Book penggunaan, serta ada kelompok-kelompok masyarakat yang turun ke lapangan untuk mensosialisasikan pemakaian kompor yang benar. 

Memang untuk tabung 12 KG kita tidak sertakan karena dianggap mereka yang menggunakan tabung tersebut sudah terbiasa dan cakap. Faktor yang ketiga adalah masalah kriminal dan justru inilah yang memakan korban paling banyak. 

Modusnya itu isi tabung 3 kg disuntik ke tabung 12 kg, dan itu dilakukan di gudang di mana terdapat banyak tumpukan Elpiji, seperti di Surabaya meninggal sekaligus 5 orang akibat ledakan tabung pada saat mengoplos. Di Bekasi ada 4 orang meninggal langsung. Kita semua mesti prihatin dengan banyaknya korban meninggal di tempat persitiwa kriminal. Ini mesti ada tindakan pro aktif dari kepolisian untuk mencegah kriminal ini. 

Orang melakukan tindakan kriminal karena dia dapat untung besar mengingat isi tabung 3 kg itu disubsidi sementara yang 13 kg tidak. Namun demikian sangat jarang kejadian tabung yang meledak, mengapa bisa seperti itu? Karena tabung yang diproduksi dengan baik itu mampu menahan tekanan gas sampai dengan 5 kali lipat. 

Untuk diketahui bersama, tekanan gas itu 31 Bar sementara tabung mampu menahan tekanan sampai dengan 140 Bar. Jadi sebenarnya tabung itu aman, selama dibuat dengan prosedur standar yang ditetapkan. 

Kalau kita melihat kembali pembuatan tabung 3 KG, itu menggabungkan semua aspek keamanan dan kenyamanan, seperti bahan baku untuk baja, itu hanya boleh memakai dari baja yang diproduksi oleh krakatau Stell mengingat perusahaan ini sangat menjaga mutu dari bajanya. Setiap pabrik diawasi oleh sistem dan ada pengawas dari Perindustrian, Sucofindo dan Surveyor Indonesia. 

Mereka berada di pabrik selama 24 Jam untuk mengawasi produksi tabung tersebut. Jadi banyak kecelakaan akibat selang dan regulator. Dan itu bisa diatasi dengan memperhatikan umur dari equipment seperti saya paparkan tadi bahwa meskipun standar tapi kalau sudah melewati batas umur maka bisa bahaya juga. 

Namun demikian sebagai bentuk pertanggung jawaban moral, saya sudah berbicara dengan Dirut pertamina agar kualitas Elpiji ditingkatkan lagi, dalam hal ini tingkat ketajaman bau dari Elpiji lebih ditingkatkan lagi agar lebih mudah tercium. Sekarang kan kurang tajam jadi zat Metaftan yang dicampur ke elpiji agar berbau ditambah lagi sehingga bau khasnya lebih mudah tercium dan masyarakat cepat menyadari kalau terjadi kebocoran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun