Cinta itu musti berkorban. Itu ungkapan yang tak pernah basi yang kerap berseliweran dalam narasi soal cinta yang berseliweran entah lirik lagu, cerita fiksi, esai filosofi soal cinta, bahkan menjadi tema film.
Seperti halnya berlaku di dunia penulisan fiksi, yang membedakan di dunia film ialah bagaimana  sutradara dan penulis skenario bertutur tentang orang berkorban untuk cintanya, apakah menjadikannya basi hingga kemudian dilupakan orang setelah keluar dari bioskop atau memberikan kesan untuk jadi ingatan.
"Tak Ingin Usai di Sini" bagi saya tidak seperti kebanyakan film drama pengorbanan cinta, tetapi ada hal yang beda seperti kalimat yang diucapkan tokoh utama perempuan Clarissa atau yang kemudian menamakan dirinya Cream (Vanesha Prescilla) mengapa memilih memotret setiap momen dirinya dengan Kawidra (Bryan Domani) yang kemudian dipanggil K dengan kamera polaraid.
"Kejadian dalam hidup ini cepat tetapi (bila tersimpan) dalam memori itu selamanya." Seperti dalam kalimat Cream, plot dalam "Tak Ingin Usai Di Sini" Â tercatat dalam memori penonton karena ada sebuah plot yang membedakannya dari film yang sebangun, komplit dengan unsur-unsurnya.Â
 "Tak Ingin Usai Di Sini" adaptasi dari film Korea bertajuk  "More Than Blue" (2009) yang saya pernah  tonton  tidak terlalu paham bahasanya sekalipun menggunakan dubbing Inggris.  Robert Ronny menjadi sutradara versi Indonesia.
Yang seingat saya ada penyanyi ingin sebuah lagu baru dalam film Korea ini penyanyinya  laki-laki bernama  Lee Seung Chul menjadi opening film ini dan akhirnya diarahkan oleh sopirnya dengan lagu ciptaan K dan Cream dan setelah mendengarkan rekaman lagu itu sang penyanyi tertarik dan terungkaplah kisah cinta antara pasangan K dan Cream.
Nah, dalam "Tak Ingin Usai Di Sini" penyanyi itu adalah Rossa yang juga memerankan dirinya dan tentunya menjadi pengisi sountrack film ini dan pemilihan Ocha (panggilan Rossa) tepat, apalagi alumni FISIP UI ini bukan saja Diva tetapi juga pengisi soundtrack film-film drama romantis.
Perkenalan antara K dan Cream dimulai dari halaman sebuah halaman SMA sedang berlari-lari, ketika K sedang berolahraga dan Cream menyaksikannya sambil merokok. Mereka berdua bolos dari kelas.
K terkapar di lapangan basket, Cream menghampirinya dan menghembuskan asap rokok dan ketika dipergoki guru, dia menyelipkan rokok itu di bibirnya K lalu kabur.
Akibatnya K Â dimarahi gurunya, namun memaluminya karena dia sudah yatim piatu. Ayahnya mati karena kanker dan ibunya karena hepatitis menyusul, hingga ia hanya diminta konseling.