Crossboy waktu itu sudah menunjukkan tindak keterlaluan, mereka berani melawan CPM (Pikiran Rakjat 27 November 1957). Crossboy juga berani melawan guru di sebuah SMP di Ciamis pada Oktober 1957. Karena anak itu nakal, ditampar, lalu mengadu ke gengnya dan membawa belati ancam gurunya. Hal ini membuat gurunya melapor ke CPM. Militer pun menindak.
Baca: Aparat Menindak Keras CrossboyÂ
Apakah berhasil? Iya, saya jarang menemukan berita crossboy pada tahun berikutnya. Entah bagaimana cara TNI melakukan pembinaan tidak terlalu dijelaskan, tapi tindakan keras mereduksi jumlah kekerasan yang dilakukan crossboy.  Sepertinya dalam 3-6 bulan Siliwangi  bisa bereskan crossboy tentu juga ada andil polisi.
Tapi saya juga curiga mungkin juga Bung Karno juga banyak mencekal film Barat pada 1960-an. Hingga remaja tidak punya bahan bakar berbuat negatif. Untuk satu dekade paling tidak tawuran seperti senyap dari kota-kota sampai muncul lagi 1970-an. Nanti saya singgung sejak kapan.
Geng Motor, Tawuran, Perundungan Sudah Melebihi Batas
Sekarang apakah memang geng motor keterlaluan? Iya, sudah keterlaluan. Contohnya dini hari 23 Februari 2025 dua kelompok geng motor berkelahi di Desa Cilegong, Kabupaten Purwakarta, membuat satu orang terluka dan dua belas orang ditangkap.
Kompas TV pada Maret 2025 melaporkan konvoi geng motor mengacung-ngacungkan senjata tajam di Jalan Alteri Purwakarta-Bandung. Â
Ini bukan pertama kali pada Januari 2022 Sindonews juga melaporkan aksi yang sama di kawasan Purwakarta. Selang berapa hari kemudian, Polres menangkap 18 pelajar sebuah SMK di Purwakarta dengan barang bukti sepeda motor dan senjata tajam seperti clurit.
Di Purwakarta sendiri kasus geng motor tidak bisa dihitung dengan ajari kalau ditelusuri dari tahun ke tahun belum lagi dari daerah lain di Jawa Barat. Korban jiwa sudah banyak jatuh kok dan tidak bersalah. Kasus Vina dan pacarnya di Cirebon yang diangkat ke layar lebar merupakan contoh mengerikan.
Apakah Geng Motor memang didominasi pelajar? Okezone pada 20 September 2016 menyebutkan pengakuan kepolisian Jabar bahwa puluhan geng motor di provinsi itu, separuh anggotanya pelajar. Â
Tawuran dan perundungan lebih banyak lagi. Belum ada riset yang menghitung jumlahnya. Â Kalau antar sekolah setahu saya ketika melakukan riset di Perpustakaan Nasional tawuran antar sekolah pertama kemungkinan baru terjadi pada Selasa 24 Maret 1970 ketika SMA X di kawasan Mangga Besar diserbu oleh pelajar STM.Â