Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Selamatkan Semarang dengan Mangrove, dari Camar hingga Seasoldier

24 April 2025   10:57 Diperbarui: 24 April 2025   10:57 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Semarang memiliki topografi antara 0,75 meter hingga 348 meter  di atas permukaan laut.  Bagian utara yang disebut Semarang bawah didominasi dataran rendah ini meliputi Kecamatan Tugu, Semarang Utara dan Genuk ketinggiannya hanya 0.75 meter hingga 90, 56 meter merupakan daerah yang kerap dilanda banjir. Dalam wilayah Semarang Bawah inilah terdapat bagian kota tua, pusat pemerintahan hingga stasiun kereta api. 

Sumber: PPID Kota Semarang  

Dengan topografi seperti ini Kota Semarang menghadapi masalah abrasi yang diperparah dengan terjadinya kerusakan hutan mangrove.  Pemicunya menurut situs Lindungi Hutan adalah maraknya budi daya udang pada dekade 1980-an dan 1990-an, hingga alih fungsi lahan terutama untuk industri

Sumber: Lindungi Hutan 

Menurut situs itu hingga 2009, garis pantai di pesisir Jawa Tengah sepanjang 690,95 kilometer telah mengalami abrasi seluas 5.600 hektar (16%).  Masalahnya masih ada kerusakan terumbu karang dan lahan bekas galian tambang sekira empat ratus hektar.

Padahal mangrove adalah benteng alami yang tangguh untuk menghadang abrasi. Sejak puluhan tahun lalu sejumlah pihak berpacu dengan waktu melakukan penanaman mangrove dengan harapan bisa menyelamatkan kota Semarang dari bahaya abrasi yang memicu banjir rob, penurunan laut dan intrusi air laut.

Bukan hanya benteng untuk menangkis serangan bencana alam, hutan mangrove adalah rumah bagi sejumlah spesies. Lindungi Hutan mencatat sebanyak 66 spesies burung ditemukan di Pantai Mangunharjo karena adanya hutan mangrove.  Satwa lain yang berada di hamparan mangrove ini adalah kepiting bakau, ikan gelodok, biawa hingga ular laut.

Berbagai  pihak menyadari hal ini mempertahankan mangrove bukan saja menghijaukan pantai, tetapi juga ujung-ujungnya menyelamatkan umat manusia.

Dalam Jumpa Pers di Cibis Park, Cilandak, Jakarta Selatan pada 22 April 2025, salah satu founder Seasoldier Dinni Septianingrum mengungkapkan pihaknya akan melakukan penanaman sekira sepuluh ribu mangrove di Semarang dan Surabaya.  Dari jumlah itu separuh di antaranya ditanam di kawasan Semarang Utara.

Dinni menyampaikan kondisi Pulau Jawa terutama pesisir utara berada dalam keadaan kritis dari ancaman abrasi.  Semarang dipilih karena kota kerap menghadapi banjir rob.  Bahkan sebetulnya sebagian utara Semarang itu sudah berada di bawah garis laut.  Bahkan menurut sejarahnya wilayah di mana terdapat kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di laut.

"Rencananya kami menanam pada Juli dan Agustus mendatang. Sebelumnya kami sudah menanam 542 bibit mangrove," ujar Dinni melalui Whatsapp, 23 April 2025.

Sebagai catatan melalui akun instagramnya Seasoldier menanam mangrove di Pantai Mangunharjo pada 15 Februari 2025. Dananya didapatkan dari penjualan kaos. Setiap pembeli satu kaos maka artinya menyumbang satu bibit mangrove.

Nah untuk kegiatan mendatang penanaman mangrove didukung sejumlah pihak di antaranya AEON Indonesia. Dalam jump apers pada 22 April 2025 itu Presiden Direktur AEON Indonesia Takahiro Osugi menyampaikan di mana pihaknya membuka outlet, maka di tempat itu berpartisipasi untuk masyarakat lokal seperti lingkungan hidup. 

"Semarang dan Surabaya adalah tempat berikutnya AEON akan membuka gerai," ujar Takahiro.

Kelompok  lain yang mengkhawatirkan dampak kerusakan mangrove dari akar rumput, yaitu  Camar  diinisiasi dan dipimpin oleh seorang pekerja Indopower bernama Juraimi di kawasan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari sejak 2011.

Gerakan ini merasakan Desa Tambakrejo kerap dilanda banjir rob jika air pasang. Selain itu garis pantai juga semakin mundur mendekati rumah-rumah di desa yang sebagian besar beprofesi sebagai nelayan.

"Kami menggarap sekitar sepuluh hektar dan sudah menanam 115 ribu mangrove dan kini sekitar 150 ribu pohon. Separuh dari sepuluh hektar  itu menjadi tempat edukasi di mana mahasiswa yang sedang melakukan KKN berparitsipasi menanam mangrove" ujar Juraimi ketika saya hubungi 23 April 2025.

Berbagai pihak ikut berpartisipasi lewat dana CSR-nya, misalnya saja Asuransi Astra menanam tiga ribu mangrove pada November 2024 menurut info dari akun Instagram Camar.

Keberadaan mangrove menurut Julaimi  memberikan potensi ekonmi selain memproduksi oksigen, menyerap karbon. Manfaat ekonomi itu  berupa kawasan ekowisata, tempat ikan beranak di bawah akar mangrove dan ibu-ibu PKK bisa membuat peyek, keripik  dan ke depan akan membuat sirup.

Pihak lain yang melakukan penanaman mangrove dalam momen merayakan Hari Bumi pada 22 April 2025  adalah Alfamart yang menanam dua puluh ribu pohon mangrove  jenis rhizophora di Pesisir Mangunharjo dan Trimulyo dengan mengandeng Yayasan Lindungi Hutan.  Yayasan ini sudah menanam 183 ribu mangrove di tiga tempat Mangunharjo, Tambakrejo dan Trimulyo.

Sumber:  Sindonews 

Sebagai catatan Kota Semarang seharusnya diperkuat oleh benteng mangrove membentuk sabuk seluas 325 hektar. Hingga kini saya belum menemukan data yang pasti berapa lahan mangrove yang masih bertahan dan yang sudah ditanam hingga berkembang.

Irvan Sjafari

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun