Tanah  lebih sensitif terhadap cuaca hangat, seperti daerah pesisir dan padang rumput Australia yang luas.
Tanah Australia diperkirakan menyimpan 28 gigaton karbon, 70 persen di antaranya tersimpan di lahan penggembalaan tersebut.
Sementara jika dunia terus mengeluarkan polusi karbon, tanah akan mengeluarkan lebih dari 14 persen karbon pada tahun 2045.
Viscarra Rossel mengatakan  kecuali metode pertanian ditingkatkan lebih lanjut sehingga tanah pertanian dapat terus menyimpan karbon.
Jika tidak, keuntungan dan manfaat apa pun kemungkinan akan berkurang pada  2045 dan memburuk seiring berjalannya waktu, jika bumi terus memanas pada tingkat yang sama seperti saat ini," kata  Rossel seperti dilansir situs Universitas  Curtin.Â
Memperburuk Perubahan Iklim
Lanjut dia, ini berarti tanah Australia bisa melepaskan lebih banyak karbon ke udara dibandingkan menyimpannya, yang pada gilirannya akan memperburuk perubahan iklim.
"Jika emisi terus berlanjut seperti saat ini, suhu bumi diperkirakan akan mencapai kenaikan 2 derajat di atas suhu pra-industri pada abad ini, yang diperkirakan akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan dan  potensi dampak bencana bagi planet ini,"  paparnya.
Rossel mengatakan jalur yang lebih berkelanjutan dan peningkatan pengelolaan serta konservasi tanah sangat penting bagi Australia untuk mencapai tujuan pengurangan emisinya.
Untuk itu, katanya memastikan tanah penggembalaan di Australia dapat mempertahankan stok karbonnya sangatlah penting.
Namun untuk  menangkap dan menyimpan karbon tambahan akan memerlukan ilmu pengetahuan interdisipliner, inovasi, kesadaran budaya dan kebijakan yang efektif.