Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kolaborasi Mahasiswa ITB-Komunitas Cika-cika Kelola Maggot di Dago Pojok, Bandung

23 Maret 2024   05:19 Diperbarui: 23 Maret 2024   05:22 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiri ke kanan: Muhammad Aufa Rahdi Sirait, Seranti Ninan Nury, dan Hasna Khadijah-Foto: Situs ITB

Hasna menjamin maggot ini tidak menyebarkan penyakit dan seluruh siklusnya dapat bermanfaat.

"Sampah organik yang jumlahnya tinggi merupakan pakan bagi maggot BSF itu sendiri. Larva BSF sendiri bisa makan sampah organik 1-3 kali berat badannya sendiri," ungkap Hasnah seperti dikutip dari situs ITB  dan akun Linkedin S2Cities: Safe and Sound Cities.

Bersama-sama, dengan nama Imah Maggot Bantaran ("Rumah Maggot di Tepi Sungai" dalam Bahasa Sunda), kami menelusuri perjalanan penanganan sampah organik rumah tangga Dago Pojok menggunakan BSF. Kami mengadakan survei dan penilaian, mendidik warga secara intensif, dan melakukan uji coba selama berminggu-minggu dalam menciptakan siklus BSF.

Program ini mendapatkan respons yang baik dari masyarakat dan membuktikan bahwa mereka mau terlibat dalam pemilahan sampah.

"Dari masyarakat merasa terbantu. Awalnya sampah-sampah tercampur, kemudian disediakan wadah pemilahan dan dijemput ke satu titik penjemputan. Itu membantu dan membuat lingkungan di dalam rumah rapi dan tidak bau," ujar Hasna.

Hasna pun berharap program ini dapat menyelesaikan persoalan sampah organik di lingkungan komunitas dan dapat berkelanjutan.

Sementara itu, Muhammad Aufa Rahdi Sirait mengatakan, ke depannya, produk-produk yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik dengan menggunakan maggot BSF seperti maggot dan kasgot akan dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat sekitar.

Mereka mencontoh  kegiatan Urban Farming (Buruan Sae) yang sudah berjalan di RT yang sama, menjadi pakan ayam dan perikanan, hingga subtitusi kompos.

Seranti Ninan Nury menambahkan, selain dapat menjadi motivasi untuk orang lain. Dia berharap program ini bisa dilihat hasilnya oleh Pemerintah untuk menjadi alternatif solusi menangani sistem permasalah sampah di Kota Bandung.

"Solusi-solusi kecil seperti ini apabila disatukan dan diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada dapat menjadi opsi untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah secara keseluruhan di Kota Bandung," ujarnya.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun