Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Artis di Parlemen? Kalau Seperti Desy Ratnasari Okelah

25 Februari 2024   18:30 Diperbarui: 25 Februari 2024   18:37 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desy Ratnasari-Foto: Instagram Desy Ratnasari

Kompasianer, apakah kamu salah satu yang menaruh harapan kepada caleg artis? Ini saya anggap penugasan.

Oke, saya jawab bergantung siapa artisnya? Apakah dia punya kompetensi? Apakah dia orangnya mudah bergaul dengan orang-orang daerahnya, apakah rumahnya bisa dikunjungi untuk menyampaikan aspirasi? Apakah jejaknya sebagai artis juga baik? Bagaimana dengan pendidikannya?

Saya memberikan contoh Desy Ratnasari, walau saya bukan orang Sukabumi. Saya sudah gandrung pada Desy Ratnasari sejak dia menjadi Finalis Gadis Sampul 1988. 

Meskipun kelahiran Sukabumi, 12 Desember 1973 ini hanya menjadi juara dua, pada waktu itu saya yakin perempuan itu akan melesat dibandingkan juara pertamanya Mareta Artuti dan juara tiganya Ismi Dalia Andjani.

Feeling saya benar, Desy membintangi sejumlah sinetron film, bahkan menjadi penyanyi. Popularitasnya melambung tinggi  sejak  dekade 1990-an.

Kekuatan Desy bukan hanya kecantikan yang khas Indonesia, tetapi pendidikannya juga bagus mampu menyelesaikan pendidikan Psikologinya di Unika Atmajaya dengan baik.   

Terkait dunia akademik, Desy pernah melakukan penelitian tentang pendidikan terkait guru di SMAN 3 Sukabumi, tempat dulu dia bersekolah. Jadi kemampuan akademiknya tidak diragukan.

Di tingkat nasional saja populer, di daerah Sukabumi lebih populer lagi. Tidak mengherankan ketika dia terjun ke politik menjadi Wakil Rakyat melalui Partai Amanat Nasional (PAN), Desy mampu meraup suara dalam dua pemilu, yaitu pada 2014 dan 2019.   

Pada Pemilu 2024, situs KPU hingga Minggu 25 Februari 2024, pukul 14.59 mengungkapkan Desy meraup 32.390 suara dari 46.307 suara yang diraih PAN. 

Desy Ratnasari-Foto: Instagram Desy Ratnasari
Desy Ratnasari-Foto: Instagram Desy Ratnasari

Meskipun kemungkinan Desy sulit lolos kembali ke Senayan  karena, alokasi kursi di Dapil itu sebanyak 6 kursi. Sementara PAN hanya di urutan ketujuh  di bawah enam partai lainnya.  

Namun saya ingin berkata bahwa popularitas Ketua DPW PAN Jawa Barat  di dunia politik cenderung stabil. Tidak terdengar cacat dalam sepak terjangnya.

Beberapa Pemikiran di Parlemen

Di DPR, Desy duduk di Komisi X yang membidangi, Pendidikan, Kepemudaan, Olahraga, Perpustakaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif.

Dalam sebuah rapat Penyusunan RUU Penghapusan Kekekerasan Seksual, Rapat Pleno Baleg dengan Tim Baleg, Desy menyinggung soal rehabilitasi yang harus dilakukan implementatif dan jangan membuat auran yang tidak bisa dilakukan.  Sumber: Wiki DPR

Desy menginginkan rehabilitasi ini melibatkan masyarakat, bahkan keterlibatan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang bisa memitigasi terjadinya kekerasan seksual secara dini sebagai awarness bagi masyarakat ketika UU ini disahkan, bukan hanya melibatkan profesi atau praktisi.

Poin lain yang menarik dikritisi Desy adalah ketika menanyakan mengenai Bab 2 Pasal 4 ayat 1 yang mengatakan sanksi penjara 9 bulan atau denda Rp10 Juta untuk pelaku seksual non fisik.

"Bagaimana kemampuan sanksi bisa memberi efek jera bagi pelaku yang mampu membayar dan jika kasusnya dilakukan oleh anak orang kaya.?" Kritisnya.

Ia mengatakan dalam Pasal 10 disebutkan dilakukan oleh dokter, tenaga kesehatan. Dalam UU Nakes, dokter termasuk tenaga kesehatan. Desy meminta untuk menjadi konsisten saja menggunakan tenaga kesehatan. Desy mengingakatkan psikolog juga harus disebutkan sebagai pendamping korban.

Ia menyampaikan pejabat publik juga harus masuk dalam kategori orang-orang yang dijerat. Ia menyinggung bahwa pembuat UU harus menyebut nama pihak-pihak yang terlibat juga, jangan hanya menyebut orang lain. Ia mengatakan pejabat publik juga bisa menjadi pelaku.

Desy memang harus menyorot soal kekerasan seksual. Menurut Jabar.tribunnuenews kasus kekerasan dan pelecehan seksual atau rudapaksa anak di wilayah hukum Polres Sukabumi selama 2022 terdapat 36 kasus kekerasan terhadap anak dan 30 kasus pelecehan seksual. Pada 2021 angkanya  32 kasus kekerasan pada anak dan 18 kekerasan seksual pada anak. 

Dia juga mengkritisi soal peningkatan literasi anak bangsa melalui institusi pendidikan, tentu bisa berkolaborasi dengan Perpustakaan Nasional yang anggarannya hanya Rp725 miliar.

"Bagaimana ingin mengembangkan Gemar Membaca Anak Negeri di seluruh Indonesia dengan anggaran yang sangat minim?" ujarnya.

Catatan lain saya ikuti dari situs itu, Desy menyampaikan menunggu terobosan Mendikbudristek pada  2024, bahkan di tahun 2025 untuk menganggarkan kesejahteraan bagi Guru-Guru PAUD.

Menurut Desy, Pendidikan Usia Dini  penting, karena menjadi sebuah cikal bakal anak-anak bangsa untuk menjadi cerdas, karena percetakan anak-anak yang cerdas harus dimulai dari anak-anak di usia dini.

Tentu masih banyak lagi pemikiran dan kiprahnya dalam parlemen.  Hal di atas hanya sebagai contoh saja.

Dengan demikian kehadiran Desy Ratnasari dalam politik, termasuk dalam parlemen pas dengan bidangnya, psikologi dan pendidikan, bukan hanya populer sebagai artis. Dia lahir di  Sukabumi, sekolah di sana setidaknya sampai tingkat SMA.  Tentunya mengetahui keadaan daerahnya dan pendidikannya cukup.

Lain ceritanya kalau artisnya sudah bukan asal dari daerah itu, tidak mengetahui banyak daerah yang diwakilinya dan pendidikan formalnya pun tidak memadai dan kiprahnya juga menjadi tanda tanya.

Sekalipun nanti tidak ke Senayan, Desy masih punya kesempatan lain dalam bidang politik, yaitu menjadi Gubernur atau Calon Wakil Gubernur. Dia sudah punya modal yang cukup untuk itu.

Jika dia menang, menarik  karena dia perempuan yang pertama menjadi Gubernur atau Wakil Gubernur Jabar dalam sejarah.

Irvan Sjafari

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun