Dia juga mengkritisi soal peningkatan literasi anak bangsa melalui institusi pendidikan, tentu bisa berkolaborasi dengan Perpustakaan Nasional yang anggarannya hanya Rp725 miliar.
"Bagaimana ingin mengembangkan Gemar Membaca Anak Negeri di seluruh Indonesia dengan anggaran yang sangat minim?" ujarnya.
Catatan lain saya ikuti dari situs itu, Desy menyampaikan menunggu terobosan Mendikbudristek pada  2024, bahkan di tahun 2025 untuk menganggarkan kesejahteraan bagi Guru-Guru PAUD.
Menurut Desy, Pendidikan Usia Dini  penting, karena menjadi sebuah cikal bakal anak-anak bangsa untuk menjadi cerdas, karena percetakan anak-anak yang cerdas harus dimulai dari anak-anak di usia dini.
Tentu masih banyak lagi pemikiran dan kiprahnya dalam parlemen. Â Hal di atas hanya sebagai contoh saja.
Dengan demikian kehadiran Desy Ratnasari dalam politik, termasuk dalam parlemen pas dengan bidangnya, psikologi dan pendidikan, bukan hanya populer sebagai artis. Dia lahir di  Sukabumi, sekolah di sana setidaknya sampai tingkat SMA.  Tentunya mengetahui keadaan daerahnya dan pendidikannya cukup.
Lain ceritanya kalau artisnya sudah bukan asal dari daerah itu, tidak mengetahui banyak daerah yang diwakilinya dan pendidikan formalnya pun tidak memadai dan kiprahnya juga menjadi tanda tanya.
Sekalipun nanti tidak ke Senayan, Desy masih punya kesempatan lain dalam bidang politik, yaitu menjadi Gubernur atau Calon Wakil Gubernur. Dia sudah punya modal yang cukup untuk itu.
Jika dia menang, menarik  karena dia perempuan yang pertama menjadi Gubernur atau Wakil Gubernur Jabar dalam sejarah.
Irvan Sjafari
Â