Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hemat Baju hingga Upcycling Mendukung Keberlanjutan

2 Februari 2024   18:41 Diperbarui: 2 Februari 2024   18:58 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PBB yang menuding  industri fesyen bertanggung jawab atas 8-10% emisi global, lebih besar dibandingkan gabungan emisi penerbangan dan pelayaran.

Sampah Limbah Pakaian

Seperti dikutip dari BBC limbah kain juga jenis sampah yang punya banyak mencemari lautan di Indonesia selain bertumpukan di daratan. Pada 2020 sebanyak 6,1 ton limbah kain ditemukan di Pantai Timur Ancol, Jakarta. 

Bagaimana dengan negara lain. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat terdapat sekitar 14 juta ton sampah tekstil baru.

Pada 2018, sebanyak 17 juta ton sampah tekstil di negara tersebut berakhir di tempat pembuangan akhir.

Yang lebih memprihatinkan, sampah ini baru terurai dalam kurun sekitar 200 tahun.


Sementara penjualan pakaian global dapat meningkat hingga 65% pada 2030, menurut Bank Dunia.

Seorang akademisi dari Imperial College London Dr Neil Jennings mengungkapkan sebagian besar dampak lingkungan dari fesyen berasal dari penggunaan bahan mentah.

Kapas untuk industri fashion menggunakan sekitar 2,5% lahan pertanian dunia. Bahan sintetis seperti poliester membutuhkan sekitar 342 juta barel minyak setiap tahunnya.  

Proses produksi pakaian membutuhkan 43 juta ton bahan kimia per tahun. Industri ini juga menggunakan banyak air.

"Sebanyak 70% emisi fesyen berasal dari aktivitas hulu seperti produksi dan pemrosesan bahan mentah," ucap Jennings dikutip dari BBC. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun