Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Guru Minda (10)

26 September 2020   14:57 Diperbarui: 26 September 2020   15:06 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto: Ceritaanakdunia.com

Pukul enam pagi.  Sangat menegangkan. Kompas virtual aku dan Tika terus dihidupkan. Begitu juga radar anjing robot. Khawatir ada sniper di atas lantai gedung yang runtuh.  Gedung-gedung itu ditumbuhi lumut dan tanaman yang menjalar, tanda tidak lagi ditempati. 

Radar memberi tahu ada orang di atas gedung dan anjing robot menyalak.  Tika Dayanthi menembak dengan tangkas sambil menghindari  tembakan laser yang mengenai aspal.  High voltase terlepas menuju sasaran dan sesosok jatuh dari atas gedung.

"Seperti di film,"  ucap Mamo.

 Orang-orang Kabandungan sebagian lari, tetapi sebagian melongo. Walau kami berpakaian seperti orang Pasir Batang.  Rombongan aku dan Samuel memasuki Braga dan rombongan lain masuk melalui Cikapundung Barat.  Purbasari menunjuk Gedung Merdeka yang tiruannya di Preanger Satu, begitu juga kawasan alun-alun ini.  Jadi kami dari Titanium hapal denahnya.

"Brutus, yuhuuu! Di manakah engkau berada!"  Samuel menggunakan suara dari sebuah alat yang diletakan di mulutnya. Walau kami mengenakan pakaian rakyat Pasir Batang, tetapi peralatan canggihh kami gunakan termasuk sepatu dan helm. Juga prajurit Pasir Batang.

Berapa bangunan masih berfungsi, dan masih ada orang yang tinggal, tetapi sebagian ditutupi tanaman merambat.   Ada yang datang, radar memberitahu ada yang bergerak cukup cepat.  Tampaknya sebuah kendaraan baja yang tua seperti dimodifikasi bergerak, tank.

"Ya, masih dipakai?"  Mamo heran.

Tank itu membidikan meriamnya ke arah kami, namun kami menghindar dan hanya menghancurkan sebuah kendaraan yang terbengkalai di pinggir jalan. Sebaliknya tembakan high voltase dari Samuel dan aku mampu membuatnya terbakar dan meledak. Dua prajurit asing meloncat ke luar dan berguling memadamkan api, namun mereka tewas.

Sebagian lagi menggunakan senapan mesin tua tampaknya berlindung di belakang tank. Cukup banyak.  Tetapi dari atas gedung sebuah ruko di Braga ada tembakan senapan api juga, peluru berhamburan. Kami dibantu warga Kabandungan?

Sementara di pihak lawan ada yang menggunakan senjata laser, seseorang dari atas gedung jatuh, juga seorang prajurit Purbasari. Namun high voltase kami membalas.  Sebuah tank lagi muncul robot anjing melompat sambil menembak  bersamaan dengan tank. Robot anjing itu hancur, tetapi begitu juga tank.

Hanya lima belas menit.  Pasukan lawan mundur meninggalkan delapan tubuh yang hangus.  Kalau ditambah tank yang pertama jadi sepuluh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun