Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Membaca Tiga Sejarah Kota dari Tiga Museum

10 September 2017   22:07 Diperbarui: 11 September 2017   07:46 2172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian depan Museum Geologi/Foto: Irvan Sjafari.

Pada waktu dan kesempatan yang berbeda saya pernah mengunjungi tiga museum yang berbeda di tiga kota. Ketiga museum itu memuat koleksi sejarah lokal dengan ciri khas masing-masing dan harusnya menjadi destinasi wisata wajib bagi pelancong yang datang ke kota itu.

Ketiga museum yang  saya review adalah Museum Geologi di Bandung, Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta dan Museum Balaputera Dewa di Palembang.  Tiket masuk ketiga museum in terjangkau dan benar-benar ditujukan bagi wisata sejarah dan edukasi. Sayangnya peminat tidak terlalu banyak.  

Musuem Geologi: Jumpa Tyrannosaurus dan Homo Erectus

Ketika saya berkunjung ke Museum Geologi yang terletak di Jalan Diponegoro Bandung nomor 57 medio Agustus lalu, tidak terasa ada perubahan ketika saya berkunjung pada 2011. Namun bagaimana pun juga museum ini merupakan museum unik bagi saya. Harga tiketnya Rp 3000 per orang untuk wistawan lokal dan Rp 2000 bagi pelajar dan mahasiswa.  Sementara untuk wisatawan asing Rp 10.000.

Pada lantai pertama pada Ruang Geologi Indonesia diperlihatkan secara visual bagaimana pembentukan alam semesta dan contoh-contoh batuan seperti emas, fosfat, sulfida, hingga kondisi geologi Indonesia.  Pengunjung museum disajikan kronologi awal kehidupan sejak 3,8 miliar tahun lalu.

Rekonstruksi Asia Tenggara 50 juta tahun lalu dipaparkan dengan jelas.  Dalam rekonstruksi itu yang disebut Pulau Sulawesi tercerai antara bagian Barat, Timur dan Tenggara.

Pada aula lain terdapat peta Danau Bandung dan sejarahnya yang memberikan informasi lengkap sekitar 135 ribu tahun lalu yang disebut Kota Bandung adalah danau yang luas dengan Cileunyi, Cililin, Soreang, Banjaran, Ciparay, Majalaya, sebagai batas-batasnya. 

Replika Kerangka Tyranno Saurus Rex/Foto: Irvan Sajafari.
Replika Kerangka Tyranno Saurus Rex/Foto: Irvan Sajafari.
Keberadaan museum ini melengkapi tempat wisata lainnya sekitar Bandung, yaitu Stone Garden dan Situs Goa Pawon di Padalarang yang berhubungan dengan sejarah purba Priangan. Tentunya dalam museum yang berdiri pada 16 Mei 1928 ini ada informasi soal homo erectus, manusia purba. 

Bagian yang paling digemari oleh para pengunjung terutama anak-anak adalah kerangka hewan purba Tyrannosaurus Rex. Hewan ini sewaktu hidup tingginya 6,5 meter, panjang 14 meter dan berat 8 ton.  Kerangka hewan ini berada di aula kedua di lantai pertama bersama kerangka badak Jawa , gajah purba, kerbau purba yang panjang tanduknya 3 hingga 4 meter.   

Kelebihan museum ini karena letaknya strategis dekat dengan Gedung Sate, sehingga bisa dijadikan satu paket wisata dalam satu kali kunjungan. Selain informasi soal geologi dari negeri ini, gedung ini termasuk bangunan bersejarah. 

Pengnjung berswafoto di museum/Foto: Irvan Sjafari.
Pengnjung berswafoto di museum/Foto: Irvan Sjafari.
Jangan lupa guide museum juga harus siap sedia melayani pertanyaan para pengunjung, baik perorangan maupun rombongan. Petugas ini sebaiknya menyebar dan tidak menunggu di lobi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun