Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sakramen

11 April 2019   13:10 Diperbarui: 11 April 2019   13:51 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: katolisitas.org

Tujuh, tak dapat tujuh kuterima
Tujuh, hanya enam kuterima

Dengan air aku dilantik
Awalanku bertambah, menjadi doa dan jalanku
Bersama dengan air menjadi pewaris
Diletakan tanggungan sebagai saksi

Dalam pengakuan, kelam kupermalukan
Yang meremukkan tumitku, akan kujatuhkan dalam kesaksian
Dengan kesaksian aku dikuatkan
Menyapu debu di lantai rumahku, supaya layak menyambut tuanku

Kematangan usia dan emosi menhadirkan tanggungan baru
Palang kayu rebah dipundakku
Awalanku bertambah
Minyak melekat dikeningku
Tamparan kecil menyadarkanku
Kebijaksanaan haruslah muncul

Debu senantiasa di udara
Sewaktu-waktu berbaring di lantai rumah
Senantiasa menyapu adalah baik
Supaya tuan senantiasa datang ke rumahku
Supaya debu tetap di luar rumah

Kepada aku yang menggenapi, kuterima tanggungan dalam hidup berdua
Namun bukan terpisah, sebab bukan lagi dua, melainkan satu  

Kepada aku yang menyangkal diri, simpulkanlah tiga tali dalam pakaianku
Hidup total untuk melayani

Suatu masa dapat kupanggil minyak, supaya aku dikuatkan dalam pengharapan dan kasih
Siapapun aku, apapun aku, tetaplah hamba bagi tuanku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun