Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik Kompasiana Awards 2024 | Juara Favorit Blog Competition Badan Bank Tanah 2025 | Salah Satu Pemenang Terpilih Lomba Menulis KPB “Siswa Nakal Dikirim ke Barak Militer” 2025

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Panjebar Semangat dan Inspirasi Menjaga Bahasa Daerah

15 Februari 2025   10:31 Diperbarui: 16 Februari 2025   20:38 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laporan dari UNESCO memperingatkan bahwa lebih dari 40 persen bahasa di dunia terancam punah akibat kurangnya transmisi antargenerasi, termasuk dalam bentuk tulisan dan media. 

Ini menjadi tantangan besar bagi kita semua. Bagaimanapun, penerbitan majalah tentu membutuhkan keuntungan finansial. Ketika peminatnya semakin sedikit, wajar jika majalah berbahasa daerah sulit bertahan. 

Padahal, Panjebar Semangat bukan sekadar bacaan. Ada semangat nguri-nguri budaya yang terkandung di dalamnya, upaya mempertahankan bahasa daerah sebagai bagian dari identitas kita.

Namun, yang saya soroti bukan hanya keberlanjutan Panjebar Semangat, melainkan bagaimana pemerintah seharusnya mengambil peran lebih besar dalam pelestarian bahasa daerah dengan metode serupa. 

Mengapa pemerintah? Karena hanya pemerintah yang memiliki sumber daya untuk menjaga eksistensi bahasa daerah. Perusahaan swasta tentu akan berpikir soal keuntungan. Lantas, dari mana mereka mendapat keuntungan jika menerbitkan majalah berbahasa daerah yang peminatnya minim?

Pemerintah berbeda. Sebagai pemegang tanggung jawab atas kepentingan bangsa dan negara, dengan dukungan finansial dari pajak, mereka memiliki posisi strategis dalam upaya pelestarian bahasa daerah. 

Maksud saya, pemerintah harus meneladani semangat Panjebar Semangat yang tetap bertahan hingga saat ini dan akan segera memasuki usia satu abad dalam delapan tahun ke depan. 

Panjebar Semangat bak pemain solo yang terus berjuang menjaga bahasa daerah di tengah derasnya arus zaman. Andai saja pemerintah mendistribusikan buku-buku atau majalah berbahasa daerah ke sekolah-sekolah, tentu ini akan menjadi langkah nyata dalam menjaga keberlangsungan bahasa daerah.

Sekolah, dengan berbagai program yang bisa dijalankan, memiliki potensi besar dalam pelestarian bahasa daerah. Jika komunikasi dalam bahasa daerah di sekolah mulai sulit diwujudkan, maka setidaknya bahan bacaan berbahasa daerah bisa menjadi alternatif. 

Bagi masyarakat Jawa, Panjebar Semangat adalah pilihan tepat untuk tetap terampil berbahasa Jawa. Namun, harapan saya tidak berhenti di situ.

Saya ingin setiap daerah memiliki majalah serupa, yang menyajikan rubrik menarik dalam bahasa daerah masing-masing. Jika ini terasa berat sebagai tanggung jawab individu atau kelompok, maka pemerintah daerah seharusnya mengambil peran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun