Mohon tunggu...
Junirullah
Junirullah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

- Nama lengkap Junirullah - Nama panggilan Jun - Profesi IT dan Seniman - Peserta Workshop Dapodik 2013 Medan - Angkatan II PPWS Online 2014 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Birokrasi Berbagi Peduli bagi Rakyat untuk Rakyat

17 September 2021   20:02 Diperbarui: 17 September 2021   20:32 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagi Birokrasi Wani Piro, digambar oleh. Junirullah

Ngomongin Birokrasi, Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme tak akan lagi habis-habisnya di Indonesia, karena sudah menjadi darah daging budaya lama, gimana yang dimaksud dengan sudah menjadi darah daging?!

Contoh misalkan uang negara dsri hasil korupsi, kolusi, nepotisme dibawa pulang kerumah, lalu belanja makanan dan minuman, terus dimakan bersama keluarga, dan proses ini sudah terjadi cukup lama,

Pertanyaannya apakah bisa dihilangkan?, apalagi musim pademi covid-19 ini, banyak pengangguran dan malah banyak PNS/ASN tak cukup untuk memenuhi belanjaannya, lantaran perputaran sudah ambil kredit dengan cara menggadaikan SK PNS/ASN nya ke bank-bank terdekat, dan hal ini sudah menjadi budaya yang meuleumakkan tangkurak dan meunceukangkan jari jemari dan jempol aneuk gaki dalam menikmati hidup di dunia,

Bagi anak regenerasi sekarang tak usah diboongi lagi deh, Toh.. mereka juga sudah tahu! Tentang semua pertunjukan wayang golek dan meuratoeh tampoe, jadi yang perlu ikatan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia,

Tahu apanya?!, iblisnya ini orang, jangankan wani wong deso.., untuk pengadaan AlQur'an di departemen agama saja di korupsi, bayangkan betapa bejat iblis yang menggodanya?!

Terus apalagi yang harus rakyat katakan, dan rakyat kepada siapa mereka harus saling memahami tentang hal anggota dpr saja ngedugem dan berhappy ria dengan mabok-mabokan di diskotik ato club malam,

Terus rakyat harus mengerti apalagi untuk mendukung calon pejabat waktu diketahui bahwa selama ini cuma hanya tampilan mahal doang, nyatanya dilapangan lain urusan dan lain program,

Rakyat tidak harus menyebutkan siapa dimana apa gimana bagaimana selanjutnya terus ngapain aja?!

Bukan pejabat yang jera atau insaf, tapi rakyat yang sudah banyak di tipu oleh pendosa yang sudah dipilih ternyata mengkhianati rakyat,

Solusi untuk kedepan alangkah baiknya ASN dihapus saja, lebih baik uang gaji mereka memperbaiki hidup rakyat yang 76tahun belum dimerdekakan dari artinya pembodohan, pengumbar janji, pengkhianat, terus berkuasa merajai tanah air Indonesia,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun