Mohon tunggu...
juned Kamsi
juned Kamsi Mohon Tunggu... -

Penganguran Banyak acara (PENGACARA)\r\n\r\nkOMENTATOR mEDIA oN lINE\r\n\r\nPenulis di Media on line\r\n\r\nPemerhati Politik dalam dan Luar Negri\r\n\r\n\r\nMahasiswa di Universitas Alam Raya fakultas Lang-lang buana jurusan \"Politik Internasional\",Kampusnya di alam tebuka.\r\n\r\nHoby :mengomentari hal-hal yang di anggap perlu di komentari.\r\n\r\nBuku yang di senangi:yang dapat membangkitkan pemikiran umat menuju perubahan peradaban yang tinggi,contoh:\"Illusi Negara Demokrasi \"(karangan Farid Wajdi).\r\n\r\nBuku\"DEmokrasi tersandera\"karangan???\r\n\r\nBuku \"Demokrasi sistim kufur\"\r\n\r\nBuku;\"Islam,Politik dan Spiritual\"\r\n\r\n\"Manifesto HIZBUT TAHRIR Untuk Indonesia\" Karangan HTI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasib Mesir ''Lari dari Lubang Buaya Masuk ke Lubang Singa''

6 Februari 2011   06:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:51 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelombang unjuk rasa rakyat Mesir sudah menginjak  hari ke 10, tuntutan mereka hanya satu yaitu menginginkan Persiden Husni Mubarak turun.Namun keinginan para demonstran tersebut rupanya tidak akan membuahkan hasil yang signifikan selain kerugian materi dan  fisik saja,karena sampai saat ini Mubarak belum  memberikan isarat bahwa ia akan turun memenuhi tuntutan rakyatnya,dalam pidatonya ia hanya menyatakan  akan mengadakan perubahan dan tidak akan mencalonkan kembali pada PILPRES  yang akan datang,begitulah kira-kitra inti dari pernyataan-nya.Lalu,bagaimanakah nasib rakyat Mesir yang sudah tidak lagi percaya kepada Persidennya?,akankah unjukrasa itu terus berlangsung sehingga akan lebih banyak korban  dan kerugian harta benda?,bagaimanakah nasib rakyat seandainya Mubarak tetap bertahan atau Mubarak lengser ?.Lalu,siapakah calon pengganti Mubarak saat ini  seandainya  ia lengser,akankah  pengganti Mubarak itu  dapat memenuhi  harapan rakyat Mesir?


Semua pertanyaan diatas tersebut ada di  pikiran kita masing-masing,berbagai  jawaban dan analisanya telah banyak di paparkan walau-pun tidak ada yang dapat memberi jawaban secara tepat,karena kondisi  Mesir saat ini  bagi masyarakat Timur tengah adalah  kali pertama terjadi dalam sejarah(kalau tidak salah ),ini-pun terinspirasi  oleh negara Tunisia yang di picu oleh pengerahan masa  dari jejaring sosial Face book dan twiter secara spontanitas.Artinya ,gerakan Masip tersebut  tanpa dibekali sebuah pemikiran yang mendalam ,cenmerlang dan metode yang jelas untuk meraih suatu tujuan.Kalau boleh dikatakan gerakan tersebut adalah sebuah gerakan "Latah",ikut-ikutan,akibat dari perasaan emosi yang  sudah lama terpendam,dan kondisi yang tertekan serta penderitaan yang  mendalam yang selamaini di rasakan  oleh rakyat Mesir akibat kediktatoran penguasa-nya yang di lakukan oleh  Mubarak dan para koloninya (rejim Mubarak).


Kalau kita lihat,kondisi Mesir tersebut  kurang lebihnya sama dengan kondisi Indonesia pada tahun 1985 ketika rejim soeharto berkuasa,perbedaannya  hanya  pada masalah  waktu saja,kalau Soeharto bersedia lengser   kalau Mubarak sementara ini nampaknya masih  tetap ingin berkuasa sampai  akhir jabatannya ,dan tidak akan memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa.Rupanya pemimpin yang satu ini sangat memiliki rasa percaya diri karena  memang memiliki Bargaining Position(daya tawar) yang tinggi dihadapan  negara-negara Timur tengah dan sebagai antek  Amerika -Israel yang sangat loyal terhadap kedua negara tersebut.Oleh sebab itulah mengapa Mubarak tetap bersikeras mempertahankan jabatannya,walaupun rakyat sudah tidak lagi percaya kepadanya.Perihal Amerika dan negara-negara sekutunya menyarankan Mubarak mundur itu hanya sebagai basa-basi politik untuk mencari aman  dihadapan rakyat mesir dan calon Pemimpin pengganti Mubarak selanjutnya,andaikata Mubarak Turun,namun bila tidak maka dukungan -pun akan kembali kepada Mubarak,itulah licik dan piciknya negara yang memiliki muka dua (negara demokrasi ).

Masalahnya, apakah bila Mubarak itu sudah tidak berkuasa lagi rakyat Mesir  akan dapat meraih harapannya,mengalami perubahan nasib seperti yang di  impikannya?


Tentu jawabannya itu akan sangat sulit,akan jauh  panggang dari api bila mereka dapat mengalami perubahan  nasib kearah yang lebih baik,karena kita sudah melihat contohnya yaitu Indonesia yang sampai saat ini rakyatnya tidak kunjung mengalami perubahan secara signifikan (terutama rakyat  kecil) kearah yang lebih baik,selain semakin mengalami penderitaan yang berkepanjangan karena kondisi ekonomi yang tidak pro rakyat(Kapitalisme ),ditambah dengan semakin carut-marutnya kondisi politik,hukum dan  keamanan dalam negri.


Boleh jadi nasib rakyat Mesir-pun akan semakin  parah dari Indonesia,karena rakyat Mesir sama dengan Indonesia tidak memiliki calon pemimpin yang tangguh yang dapat merubah Mesir secara mengakar yang lahir dari Idiologi yang  unggul dan tanguh,karena Pemimpin dan rakyatnya-pun  sama-sama mengadopsi idiologi Sekuler yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi ,padahal mayoritas penduduknya  itu Muslim,seharusnya menjalankan idiologi islam bukan sekapitalis,ditambah dengan  posisi Mesir sebagai negara  antek Amerika dan Israel (Kampiun sekuler dan demokrasi),padahal sebagaimana kami pahami(pengemban Idiologi Islam),bahwa Idiologi sekuler dan demokrasinya itu adalah  alat penjajahan Internasional yang sampai saat ini belum di sadari dan di pahami oleh kebanyakan manusia di dunia,kecuali mereka yang telah paham (pengemban idiologi Islam).


Artinya nasib rakyat Mesir,dengan dan tanpa Mubarak akan sama saja,malah akan lebih parah lagi sebagaimana halnya  yang di alami oleh rakyat Indonesia,begitu-pun rakyat tunisia atau rakyat negara mana-pun,akan  sama,selama Idiologi yang di jalankannya tidak berubah(Sekuler kapitalis  ato sosialis ),sebab  Idiologilah yang menentukan sebuah bangsa ini  bangkit atau tidak,begitupun halnya  Sekulerisme yang saat ini pemiliknya adalah  Amerika dan sekutunya yang mereka itu saat ini posisinya sebagai Penjajah dunia,maka yang akan  mendapat keuntungan dari keadaan  seperti saat ini  adalah mereka saja sebagai sang pemilik Idiologi tersebut,sedang  negara-negara yang  mengikutinya tidak akan mengalami seperti sang Pemiliknya (Amerika dan Israel) tersebut.Logikanya ,tidak akan sama nasibnya antara sang pemilik dengan sang pengikut,atau bisa di katakan Pemilik lapak tidak akan sama nasibnya dengan sang penebeng lapak.


Sebab semua  negara yang ikut  menjalankan  Idiologi Sekuler itu adalah hasil penjejalan dari sang pemilik Idiolgi tersebut,yang harus selalu patuh kepada sang pemiliknya,tidak heran apapun titah negara Kampiun demokrasi tersebut akan di turuti ibarat hamba sahaya dengan  majikannya.Yang parah nasibnya adalah rakyat dari pemimpin  negara yang menjadi antek-antek Amerika dan Isrtael tersebut,sebab akan menjadi korban penjajahan  para pemimpinnya yang  mengiblat kepada negara penjajah tersebut.Disinilah terjadi hukum rimba,saling menerkam satu sama lain,yang kuat  menerkam yang lemah,yang diatas  menekan yang dibawah dan  demikianlah  seterusnya.


Jadi kondisi dan nasib rakyat  Mesir itu ,setelah Mubarak hengkang  mungkin akan lebih parah dari saat ini,bila kita mengaca kepada   Indonesia pada tahun 1985,karena selama  masih Demokrasi yang di jalankan,itu akan terus demikian,yang untung hanyalah Amerika Israel dan para pengelola  negara yang sedang konflik tersebut.Mengapa demikian?


Sebab para calon pengelola negara tersebut akan  bersaing menduduki kursi jabatan tersebut,dan di sana Amerika -Israel bermain menggoalkan kepentingannya,dana  juga akan sangat banyak di keluarkan,begitu juga bantuan -bantuan yang mengikat akan banyak di terima  dari pihak asing(amerika -Israel dll),sedang rakyat hanyalah alat untuk mendulang suara dan tumbal ambisi para pemuas syahwat politik dan kekuasaan,setelah berhasil menuju singgasana kekuasaan mereka-pun akan berlomba-lomba meraih kekayaan dan  ingin meraih  nasib serupa seperti sang pendahulunya(Mubarak),hanya saja kalau Mubarak menimbun harta nya tersebut dalam waktu yang cukup lama dan santai (30 tahun),kini para penerusnya hanya sedikit waktu saja yang akan dimilikinya,jadi kesempatannya sangat terbatas sebab di batasi oleh UUD yang baru yaitu"UUD pembatasan masa jabatan Persiden dan para pejabat yang lainnya,otomatis hal tersebut  akan  melahirkan Rumus dan jurus "Aji mungpung" pada seluruh pengelola negara,yang akhirnya mereka begitu maruk dan rakusnya  menjarah  harta rakyat dan negara,yang berdampak pada  tingkat pertumbuhan Korupsi,kolusi dan nepotisme,itu sangat lah tinggi melebihi  para pendahulunya.


Nah Itulah kira-kira gambaran Mesir dan rakyatnya yang akan datang,selama  sistimnya tidak di ganti dengan Sistim Islam(Idiologi islam),maka kondisinya akan lebih parah daripada saat ini,seperti halnya yang saat ini terjadi di Indonesia.Ibarat ;"LARI DARI LUBANG BUAYA MASUK KE LUBANG SINGA",artinya  rakyat tetap akan menjadi korban,para pejabat akan semakin kaya dan rakus harta,sedangkan pihak asing tetap di untungkan,karena mereka adalah  Skenarionya dari semua yang terjadi di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun