Mohon tunggu...
junaidi
junaidi Mohon Tunggu... Lainnya - milik semua orang yang melihat dan membaca

Aktif Kembali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Agra dan Kebimbangan

31 Maret 2023   00:27 Diperbarui: 31 Maret 2023   00:33 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wallpaperbetter.com

(Lanjutan Bagian III)

Pagi itu elakshi tak memperdulikan tentang sayembara yang dilakukan oleh agra karena sembari menatap matahari terbit diujung tebing tersebut elakshi tidaklah memiliki raut wajah yang ceria justru ia bermuram durja. Bukan tanpa sebab elakshi bermuram durja seperti itu hal ini disebabkan karena ia slalu hampir tidak tidur nyenyak dikarenakan slalu teringat dengan kejadian dimana kerajaannya diserang dan menjadikan hidupnya seperti ini terutama ia mengingat tentang ayahanda dan ibundanya yang telah tiada. Sembari menunggu sinar matahari menyirami tanaman dan semesta elakshi hanya terdiam sambil memikirkan hal tersebut bahkan tidak terlintas dipikirannya untuk mengikuti sayembara yang dilaksanakan agra walaupun hadiah yang ditawarkan sangatlah besar dan bisa menopang hidupnya selam setahun.

Akhirnya sinar matahari mulai menyirami tanaman dan semesta ini menjadi pertanda untuk elakshi pergi menuju bar tempat ia bekerja setiap harinya dengan dipenuhi kesedihan yang sangat besar dan keadaan yang menuntut dirinya untuk harus tetap ceria. Elakshi mulai menata lalu menguatkan hatinya sembari memberikan senyuman yang begitu manis bahkan mengalahkan rasa madu lebah hutan dan mulai merias wajah yang berparas cantik dengan kulitnya sehalus sutra. Kemudian Elakshi naik keatas panggung dimana tempat ia biasa bernyanyi dengan suasan riuh orang mabuk di bar tersebut, Namun ketika elakshi mulai bernyanyi semua suara riuh itu hilang bak semua mulut orang yang ada di dalam bar tersebut di sumpal dengan sepatu besar dimulutnya. Karena keindahan suara elakshi yang begitu halus dan langsung menusuk hingga hati para manusia bahkan manusia yang sedang mabuk seperti di dalam ini pun seketika terbius.

Pekerjaan ini sebenarnya merupakan pekerjaan yang sangat beresiko bagi seorang wanita cantik seperti elakshi karena ia harus berhadapan dengan perangai buruk para orang-orang mabuk ketika ia selesai bernyanyi namun elakshi slalu di lindungi oleh pemilik bar tersebut yaitu bibi ramona yang saat ini sudah seperti ibu bagi elakshi diman bibi ramona merupakan janda tua yang di tinggal mati oleh anak dan suaminya di karenakan oleh perampokan yang dilakukan oleh bandit dihutan ketika suami dan anaknya sedang melakukan perjalanan menuju kota tetangga. Bibi ramona sangatlah baik bahkan ia berani untuk mepertaruhkan nyawa ketika elakshi mulai diganggu oleh para pengunjung bar yang sedang mabuk. Seperti kejadian saat ini ketika elakshi selesai bernyanyi ada seorang pria mabuk mendatangi elakshi dan mengancam elakshi menggunakan pisau agar elakshi mau tidur dengannya dari sore ini hingga pagi menjelang. Namun bibi ramona datang dengan sebilah pisau daging yang ia bawa dari dapur bar kemudian menebaskan di kaki pria mabuk tersebut sambi mencemooh pria mabuk tersebut.

"Dasar pria brengsek tak tau di untung pergi kau dari sini hari ini masih kaki mu yang kutebas dan tidak kuputuskan dengan pisauku ini, tapi kalua kau besok datang dan coba menganggu elakshi kembali akan kubuat kepalamu putus dari badanmu"

Sambil ketakutan pria tersebut dengan dibantu ketika temannya pun pergi dari bar dan mungkin tidak akan menunjukan batang hidungnya kembali di bar bibi ramona. Kemudian elakshi langsung menghampiri bibi ramonan dan menangis sesegukan dikarenakan ketakutan.  Lantas bagaimana dengan sayembara yang dilakukan oleh agra setelah hampir seharian melakukan ujian bernyanyi terhadap semua peserta yang datang dari segala penjuru kota agra tidak menemukan penyanyi yang didengarnya ketika dihutan ia pun merasa frustasi dan kesal bahkan ia sampai memecahkan botol anggur dan gelas yang ada disampingnya saking kesalnya agra karena tidak menemukan penyanyi yang ia maksudkan, Agra pun akhirnya menyerah untuk hari ini ia memilih untuk melanjutkan sayembara ini besok hari.

Hingga senjapun datang denga warna orange menutupi cakrawala dan menandakan bahwa sudah saatnya elakshi pulang dari bar setelah kejadian yang kurang mengenakan yang dialaminya tadi siang. Walaupun telah melalui kejadian kurang enak sepertu tadi siang elakshi kembali bisa tersenyum bahkan tak  nampak sedikit raut dimukanya seperti orang yang telah mengalami hal buruk di hidupnya. Hal ini mungkin bagi elakshi walaupun kejadian tadi siang cukup menakutkan tapi masih belum seberapa menakutkan ketika ia melihat kerajaannya hancur dan ayanhanda juga ibundanya meninggal jadi elakshi cukup mudah melupakan kejadian seperti tadi siang. Sembari menyusuri jalanan kota elakshi terus merenungi hidupnya yang malang saat ini hingga sampai tiba ia tidak sengaja melihat sekumpulan wanita berjalan dengan pakaian indah serta riasan indah dan sedang mengobrolkan soal sayembara yang dilakukan oleh agra elakshi mulai tertarik dengan sayembara yang dilakukan karena ia merasa tidak mau terlalu terjebak dengan kesedihan yang terjadi dihidupnya. Kemudian ia menanyak kepada sekumpulan wanita tersebut dimana lokasi sayembara tersebut dilaksanakan. Akhirnya mereka memberitahu elakshi bahwa sayembara tersebut dilaksanakan di rumah bangsawan agra elakshipun tanpa pikir Panjang langsung berjalan cepat menuju rumah agra, sesampainya dirumah agra elakshi melihat gerbang rumah tersebut sudah ditutup bahkan tidak ada seorangpun diluar pagar namun ia berusaha mengitip kedalam rumah dan berteriak kepada penjaga rumah tersebut.

Baca juga: Tersayat Sudah

"Tuan,apakah sayembara yang dilaksanakan tuan agra masih dibuka untuk hari ini?"

"enyalah kau jalang dari rumah ini sayembara sudah ditutup lebih baik kau datang besok saja cepat enyalah dari situ jangan mengotori gerbang rumah ini" jawab penjaga rumah

Akhirnya pun elakshi karena tidak menginginkan keributan ia memutara badan mulai meninggal rumah ini perlahan tanpa disangka dari jendela lantai dua tempat agra sedang meminum sebotol anggur dengan kualitas terbaik dikota ini melihat bayangan tubuh elakshi dari kejauhan namun ia belum sadar hingga bayangan elakshi mulai menjauh ia baru sadar bahwa bayang tersebut persis dengan yang ia lihat ketika ia berada dihutan. Agra pun turun menanyakan kepada penjaga siapa wanita tersebut dan apa keperluannya penjaga dengan raut muka santai dan merasa benar yang ia lakukan menjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun