Mohon tunggu...
Junaidi Khab
Junaidi Khab Mohon Tunggu... Editor -

Junaidi Khab lulusan Sastra Inggris UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memahami Absurditas Karya Danarto

20 Mei 2018   22:14 Diperbarui: 20 Mei 2018   22:24 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adam Ma'rifat (Dok. Pribadi)

Namun, pada pertengahan kisah dalam Adam Ma'rifat, Danarto berusaha membukan kesadaran kita tentang hakikat manusia yang berasa dari tanah. Hingga, dia menggunakan media tanah -- sebagai pengingat asal-usul manusia -- sebanyak 402 (empat ratus dua) kata tanah dengan empat kata 'tanah' tergabung seperti menjadi satu kata dan satu arti: tanah tanah.

Meskipun Danarto banyak menyebtukan kata 'tanah' sebagai pengingat bahwa manusia diciptakan dari tanah, Danarto tak menyebutkan istilah lain atas penciptaan manusia selain Adam yang diciptakan dari tanah. Dia mungkin lupa untuk menyebutkan kata 'nuthfah' atau setetes air hina untuk mengingatkan bahwa manusia itu tidak memiliki makna atau kemuliaan apa-apa, kecuali perbuatan baik, bermanfaat, atau ketakwaannya yang menentukan.

Tentang Kejeniusan Danarto

Ada sebuah istilah yang mungkin di antara kita pernah mendengar, bahwa orang yang kejeniusannya sangat tinggi, kata-kata atau bahasa yang disampaikan sulit untuk dipahami. Istilah tersebut sering terlontar bagi orang-orang yang dinggap lihai dalam dunia filsafat. Tapi, kita harus mengakui juga kadang memang ada orang yang tidak bisa berbicara (berkomunikasi) dengan baik, sehingga orang yang mendengarkan sulit memahami bahasa yang digunakan. Bisa saja seperti itu, tetapi bisa juga pendengar atau pembaca yang pemahamannya lemah.

Tapi, kita kadang terlalu mengultuskan orang yang kata-kata atau bahasanya sulit dipahami sebagai 'manusia jenius'. Padahal, jika disampaikan secara simpel sangat bisa dilakukan agar maksud dari pembicaraan mudah dipahami dan dapat dijadikan bahan reflektif jika pesan di dalamnya bernilai positif. Terhadap karya Danarto ini, sebenarnya kita sudah terpancing untuk membuat makna baru sesuai dengan pemahan kita masing-masing.

Barangkali, temuan-temuan Danarto dalam hidupnya tidak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, atau bisa saja kita tidak begitu peduli atas situasi yang kita hadapi, padahal situasi itu yang dimaksud oleh Danarto dalam cerita yang berjudul Bedoyo Robot Membelot (hlm. 101) sering kita jumpai. Bahkan kita sendiri yang melakukannya.

Cerita tersebut mengisahkan tentang penguluran waktu. Mungkin kita sering menjumpai ketika menghadiri suatu acara dari sebuah undangan yang kita dapatkan. Waktu acara selalu diundur karena alasan-alasan tamu undangan yang lain belum datang, padahal sudah lewat satu jam, bahkan bisa dua jam lebih. Atau bisa saja, Danarto ingin mengatakan pada pembaca bahwa kita lebih cenderung ingkar janji atas kesepakatan yang pernah kita buat.

Memahami kumpulan cerita pendek Danarto ini, sama halnya dengan kita memahami ketidakpahaman yang melekat pada diri kita sendiri. Ada sesuatu yang ambigu yang perlu kita renungkan. Karena ambiguitas kadang selalu menyimpan banyak rahasia, lalu tafsir-tafsir terus dilahirkan, hingga memunculkan makna baru dalam tiap diri pembaca.

Bisa dikatakan, bahwa karya Danarto ini tergolong jelek atau buruk, tapi sangat baik untuk dipahami dan digali makna yang tersimpan di dalamnya. Kumpulan cerita pendek ini semacam kitab primbon dengan rajah-rajah yang bisa dijadikan jimat sebagai perantara penyelamat bagi kehidupan manusia. Begitu!

--------------------------------------

Judul: Adam Ma'rifat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun