Desa Cibodas yang terletak di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, selama ini dikenal sebagai desa yang kaya akan hasil pertaniannya, terutama singkong. Di balik potensi besar itu, muncul sosok inspiratif bernama Pak Iyus Setiawan, seorang wirausahawan lokal yang mengolah singkong menjadi produk bernilai jual tinggi seperti  tepung mocaf dan emping singkong.
Dengan luas wilayah 914 hektar, Desa Cibodas memiliki sekitar 414 hektar lahan perkebunan, di mana sebagian besar dimanfaatkan untuk menanam singkong. Sayangnya, pengolahan pasca-panen masih menjadi tantangan. Singkong yang tidak segera diolah cenderung cepat membusuk, mengurangi nilai jual dan meningkatkan limbah organik. Melihat hal ini, Pak Iyus melihat peluang untuk memberikan nilai tambah melalui produk turunan singkong yang lebih tahan lama dan bernilai ekonomi.
Berbekal semangat dan keinginan untuk memanfaatkan hasil bumi desa, Pak Iyus memproduksi tepung mocaf (Modified Cassava Flour) bersama keluarganya secara mandiri. Produk ini awalnya diproduksi bersama komunitas Tani Jaya Cisentul, tetapi saat ini pengolahannya dilanjutkan sendiri oleh beliau. Tepung mocaf dikenal sebagai alternatif tepung bebas gluten yang lebih sehat dan cocok untuk penderita autoimun serta individu yang menjalani diet khusus.
Meski tidak memiliki latar belakang di bidang pemasaran, Pak Iyus tetap giat mempromosikan produknya secara langsung di berbagai event dan pameran lokal, khususnya acara yang diselenggarakan oleh instansi pemerintahan. Dengan semangat dan ketekunan, ia memperkenalkan tepung mocaf sebagai produk lokal unggulan dari Desa Cibodas.
Tak hanya berhenti pada tepung mocaf, Pak Iyus juga menggagas pengembangan produk emping singkong. Ide ini muncul dari keinginannya untuk menghadirkan variasi produk berbahan dasar singkong, sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat. Di wilayah Rumpin, emping merupakan camilan favorit dan pelengkap sajian khas seperti nasi uduk, terutama saat acara hajatan. Namun, emping dari bahan melinjo atau jengkol tergolong mahal, bisa mencapai Rp80.000/kg sehingga tidak semua warga mampu menikmatinya.
Emping singkong menjadi solusi alternatif dengan rasa yang lezat, proses produksi lokal, dan harga yang jauh lebih terjangkau. Produk ini tidak hanya cocok sebagai camilan harian, tetapi juga sebagai pelengkap makanan saat perayaan atau acara keluarga.
Perjuangan Pak Iyus dalam mengolah singkong menjadi produk bernilai jual bukan hanya soal keuntungan pribadi, tetapi juga bagian dari upaya membangun ekonomi desa yang berkelanjutan. Ke depan, beliau berharap dapat meningkatkan skala produksi, memperluas pemasaran, serta melibatkan lebih banyak warga sekitar dalam proses produksi, agar manfaat ekonominya bisa dirasakan lebih luas.
Pak Iyus Setiawan adalah contoh nyata bahwa inovasi dan semangat pantang menyerah bisa tumbuh dari desa. Dengan dukungan dari masyarakat dan pemerintah, diharapkan olahan singkong dari Desa Cibodas bisa semakin dikenal, tidak hanya di Rumpin, tapi juga di luar daerah, bahkan ke tingkat nasional.
Jika Anda tertarik untuk mencicipi produk tepung mocaf atau emping singkong, atau ingin menjalin kerja sama, Anda bisa mengunjungi langsung Desa Cibodas atau  dapat langsung menghubungi beliau melalui WhatsApp di nomor 0858-1157-6851.
Ditulis oleh: Kelompok KALARA "Community Development PPM SoM 2025" - Arnoldus, Arts, Dhimas, Jena, July, M. Fazle, Takeisha
Mentor Kelompok: Linda Setyowati, M.Psi