(9)
Hari-H terakhir sebelum deadline pengumpulan proposal Lomba Bisnis Muda Sidoarjo tiba. Suasana di Lintas Garis Coffee pagi itu penuh dengan ketegangan dan semangat yang membara. Kami, Arman, Ragil, Rendra, dan Niken, sudah berkumpul sejak pagi buta untuk memastikan semua bagian proposal sudah sempurna. Anjani, adikku, juga ikut membantu dengan menyiapkan sarapan dan kopi untuk kami.
"Armannn, bagian analisis keuangan udah aku cek ulang. Semua angka udah akurat, dan proyeksinya realistis," kata Ragil sambil menutup laptopnya.
"Bagus sekali, Gil. Aku udah selesai ngecek bagian operasional dan rencana pengembangan kafe. Semuanya udah sesuai dengan konsep kita," jawabku sambil menghela napas lega.
Rendra yang sedang sibuk dengan desain presentasi tiba-tiba mengangkat kepala. "Presentasinya udah siap, guys. Aku tambahkan beberapa animasi biar lebih menarik. Kalian mau liat dulu?"
"Tentu saja!" sahut Niken antusias. "Aku penasaran sama hasilnya."
Rendra pun memutar presentasi di layar laptop. Kami semua terpukau dengan desain yang dia buat. Presentasi itu tidak hanya informatif, tapi juga sangat menarik secara visual.
"Wah, keren banget, Ren!" puji Ragil. "Ini pasti bakal bikin juri terkesan."
"Setuju," sahutku. "Kamu benar-benar jago desain, Ren."
Rendra tersenyum bangga. "Terima kasih, guys. Aku cuma berusaha yang terbaik buat tim kita."