Mohon tunggu...
Julianda Boangmanalu
Julianda Boangmanalu Mohon Tunggu... Lainnya - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk memahami dan suka pada literasi

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Presidensi G20 Indonesia: Perwujudan Ekonomi Inklusif Melalui Bonus Demografi

15 Juli 2022   11:18 Diperbarui: 15 Juli 2022   17:16 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pertemuan dalam rangkaian G2o (sumber foto:m.medcom.id)

Kedua, terserapnya tenaga kerja menjadi faktor penting dalam memanfaatkan bonus demografi karena dengan tingkat kebutuhan tenaga kerja yang tinggi, maka tingkat pengangguran akan berkurang dan tingkat kesejahteraan akan meningkat pesat. 

Ketiga, peningkatan jumlah tabungan di tingkat rumah tangga. Setiap rumah tangga memiliki potensi untuk membuka suatu usaha yang akan memeri lapangan pekerjaan untuk orang lain sehingga angka pengangguran menurun.

Ekonomi Inklusif bagi Perempuan, Pemuda, dan Penyandang Disabilitas melalui Bonus Demografi

Sampai tahun 2040 struktur penduduk Indonesia akan didominasi angkatan muda produktif. Berdasarkan data BPS, untuk kondisi Februari 2022 penduduk usia produktif sebesar 208,54 juta jiwa dari total penduduk 275,77 juta jiwa. Artinya, untuk pertengahan tahun 2022 jumlah penduduk usia produktif sebesar 75,62 persen dari total penduduk Indonesia.

Tingginya penduduk usia produktif berbanding lurus dengan tingkat bonus demografi yang berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Manfaat bonus demografi tersebut tentunya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Dikutip dari Go20 pedia, Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menjalankan lima strategi untuk memanfaatkan bonus demografi tersebut, yaitu: Pertama, peningkatan kualitas penduduk melalui intervensi kesehatan dan pendidikan yang dimulai sejak anak dalam kandungan, termasuk posyandu untuk tumbuh kembang.

Kedua, pemerataan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun didukung Kartu Indonesia Pintar, BOS, revitalisasi sekolah, dan lain-lain. Ketiga, peningkatan akses lulusan menengah atas untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Keempat,  membantu lulusan perguruan tinggi mendapatkan pekerjaan melalui program Kartu Prakerja. Kelima, adalah memberikan perlindungan sosial,  kesehatan, keamanan dan kenyamanan mewujudkan kesejahteraa warga lanjut usia.

Pertumbuhan ekononomi inklusif dimaknai sebagai pembangunan ekonomi yang menciptakan akses dan kesempatan yang luas bagi seluruh lapisan masyakarat secara berkeadilan, meningkatkan kesejahteraan serta mengurangi kesenjangan antar kelompok dan wilayah (sumber link). 

Inklusifitas juga berlaku bagi kelompok yang rentan mengalami diskriminasi dan terhambatnya aksesibilitas, yaitu kelompok perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. Inklusifitas dapat dipahami sebagai sebuah pengakuan, penghargaan atas eksistensi/keberadaan serta penghargaan dan penghormatan atas keberbedaan dan keberagaman.

Untuk mengukur inklusivitas pembangunan di Indonesia melalui aspek pertumbuhan ekonomi, ketimpangan dan kemiskinan, serta akses dan kesempatan, dapat dilihat melalui indeks pembangunan ekonomi inklusif (IPEI). Secara nasional dapat dilihat pada gambar berikut:

Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif Nasional Tahun 2011-2021 (sumber: bappenas.go.id)
Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif Nasional Tahun 2011-2021 (sumber: bappenas.go.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun