Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Bapak Rumah Tangga: Meneladani Rasulullah, Mengurus Keluarga Tak Tunggu Pensiun

9 Oktober 2025   05:26 Diperbarui: 9 Oktober 2025   06:30 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Seorang bapak sedang memasak di dapur. | Image by Unsplash/Yunus Tu

Mematahkan Mitos: Kontribusi Aktif Tidak Menunggu Pensiun

Satu hal yang sering saya dengar adalah: "Nanti kalau sudah pensiun baru bisa fokus bantu istri di rumah." Pandangan ini berbahaya karena menunda tanggung jawab yang seharusnya diemban sejak awal.

Saya membuktikan bahwa mencari nafkah dan mengurus rumah tangga adalah dua hal yang dapat berjalan beriringan. Keduanya bisa dikerjakan berbarengan, tanpa harus menunggu usia pensiun atau keputusan untuk resign.

Kuncinya terletak pada manajemen waktu yang efisien dan niat yang kuat. Sedikit waktu di pagi hari sebelum berangkat kerja untuk mencuci piring, atau waktu di malam hari untuk melipat pakaian, sudah sangat membantu.

Mengurus rumah tangga tidak perlu menunggu waktu luang. Waktu luang itu harus diciptakan, dan pekerjaan ini adalah bagian dari tanggung jawab harian, sama pentingnya dengan pekerjaan di kantor.

Kesimpulan

Pada akhirnya, menjadi bapak rumah tangga yang aktif adalah sebuah pilihan sadar untuk meneladani kesempurnaan akhlak Rasulullah SAW. 

Ini adalah cara praktis untuk membangun rumah tangga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan saling menghargai. 

Tanggung jawab ini tidak perlu menunggu pengumuman pensiun; ia adalah tugas mulia yang harus dimulai hari ini, dan terus dilakukan hingga akhir hayat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun