Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Bapak Rumah Tangga: Meneladani Rasulullah, Mengurus Keluarga Tak Tunggu Pensiun

9 Oktober 2025   05:26 Diperbarui: 9 Oktober 2025   06:30 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prinsip Dasar: Suami Bukan Hanya Pencari Nafkah

Isu peran suami dan istri dalam rumah tangga adalah topik yang sangat relevan, khususnya bagi saya dan istri. Bagi kami, ini bukan sekadar pembagian tugas yang praktis, melainkan sebuah prinsip hidup yang kami yakini dan terapkan sejak awal kami menikah. Kami percaya, menjadi bapak rumah tangga adalah peran yang harus dijalankan secara menyeluruh.

Cerita ini dimulai jauh sebelum janji pernikahan diucapkan. Saya telah meluangkan waktu untuk membaca berbagai buku panduan pranikah. Dari sana, saya memahami bahwa peran suami jauh lebih kompleks daripada yang sering dibayangkan oleh masyarakat umum.

Sebagai seorang laki-laki, suami, dan calon ayah, saya tahu tanggung jawab utama saya adalah mencari nafkah. Ini adalah pondasi ekonomi keluarga. Nafkah untuk istri, dan nafkah untuk anak-anak, adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar.

Namun, saya juga menyadari bahwa fokus tunggal pada pencarian nafkah akan membuat peran saya pincang. Rumah tangga memerlukan lebih dari sekadar uang; ia memerlukan kehadiran, kontribusi, dan perhatian aktif dari sang suami.

Inilah titik balik pemahaman saya, yang datang dari teladan Nabi Muhammad SAW. Baginda Rasul mengajarkan bahwa kecakapan seorang suami tidak hanya diukur dari seberapa pintarnya ia mencari rezeki di luar rumah.

Rasulullah SAW menunjukkan bahwa suami juga harus cakap dan terampil dalam mengurus urusan di dalam rumah. Beliau adalah contoh nyata dari seorang pemimpin yang tidak takut atau malu untuk terlibat dalam urusan domestik.

Teladan Rasulullah sangat eksplisit. Beliau tidak pernah merasa canggung membantu istri-istrinya dalam berbagai pekerjaan rumah tangga. Hal ini mematahkan semua anggapan bahwa pekerjaan rumah hanya milik perempuan.

Bayangkan, Baginda Rasulullah mencuci pakaian, menjahit sendiri pakaian yang robek, dan bahkan membantu memasak di dapur. Beliau juga memastikan rumahnya bersih dan terawat. Ini adalah pelajaran yang sangat berharga.

Dengan dasar inilah, saya dan istri membangun rumah tangga kami. Kami berusaha bersama-sama dalam setiap aspek kehidupan rumah, dimulai sejak 24 tahun yang lalu. Kami ingin mengikuti Sunnah Nabi dalam cara yang paling praktis.

Bagi saya, terlibat dalam urusan rumah tangga adalah bentuk menjalankan Sunnah dan menunjukkan cinta serta tanggung jawab yang nyata, bukan sekadar basa-basi atau bantuan sementara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun