Bagi seorang pejabat, buku seharusnya menjadi teman setia, sumber inspirasi, dan penasihat yang bijaksana. Dengan begitu, mereka bisa tumbuh menjadi pemimpin yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijaksana dan berempati.Â
Mari kita terus mendorong dan menuntut para pemimpin kita untuk lebih banyak membaca, demi masa depan bangsa yang lebih baik.
Kesimpulan
Pada akhirnya, kita harus sadar bahwa ada kaitan erat antara kebiasaan membaca seorang pejabat dan kualitas kebijakan yang mereka hasilkan. Kebijakan yang matang dan berpihak pada rakyat hanya bisa lahir dari pikiran yang matang, yang terus-menerus diasah oleh pengetahuan dan wawasan.Â
Jika membaca buku saja sulit, mustahil kita bisa berharap seorang pejabat akan mampu mengelola kompleksitas negara dan membuat keputusan yang benar-benar bijaksana.Â
Darurat baca pejabat bukanlah sekadar isu sepele, melainkan sebuah persoalan mendasar yang bisa menentukan arah masa depan bangsa. Penting bagi kita semua untuk terus menyuarakan pentingnya literasi bagi para pemimpin, agar mereka bisa memimpin tidak hanya dengan kekuasaan, tetapi juga dengan kebijaksanaan dan hati nurani.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI