Di bawah arahan Patrick Kluivert, Timnas Indonesia terlihat lebih terorganisir, baik saat menyerang maupun bertahan.Â
Kekompakan antar lini menjadi kunci utama. Para pemain belakang seperti Jordi Amat tidak hanya solid dalam menjaga pertahanan, tetapi juga berani maju untuk membantu serangan.
Lini tengah yang diisi oleh pemain-pemain berkualitas seperti Marc Klok dan Eliano Reijnders berfungsi sebagai jantung tim.Â
Mereka tidak hanya berperan sebagai penghubung antara lini belakang dan depan, tetapi juga mampu menjadi motor serangan yang mematikan.Â
Klok, dengan pengalamannya, mampu membaca permainan dengan baik dan mengatur tempo.
Di lini depan, kehadiran Ramadhan Sananta memberikan dimensi baru. Sananta adalah penyerang yang memiliki naluri gol tinggi.Â
Gerakannya yang cepat dan penempatan posisi yang baik membuatnya selalu berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.Â
Ditambah dengan kehadiran Sandy Walsh yang serba bisa, lini depan Indonesia menjadi sangat fleksibel dan sulit diprediksi lawan.
Agresivitas yang ditunjukkan dalam pertandingan ini tidak hanya sebatas menyerang. Timnas Indonesia juga menunjukkan pressing ketat yang membuat Taiwan kesulitan membangun serangan.Â
Setiap kali bola lepas dari penguasaan, para pemain Indonesia langsung berebut untuk merebutnya kembali. Taktik ini menguras energi lawan dan meminimalkan ancaman terhadap gawang sendiri.
Selain itu, kemenangan ini juga menjadi ajang evaluasi bagi Patrick Kluivert. Ia bisa melihat sejauh mana kesiapan timnya, menguji beberapa strategi baru, dan memberikan kesempatan kepada pemain-pemain muda untuk unjuk gigi.Â