Kisah ini menjadi tamparan keras bagi mereka yang menggunakan kekuasaan untuk menindas atau berlaku tidak adil. Keadilan adalah pilar utama dari sebuah kepemimpinan yang berintegritas.
Amanah dan Tanggung Jawab kepada Rakyat
Umar bin Khattab sangat menyadari bahwa jabatan adalah amanah yang besar. Ia tidak pernah menganggapnya sebagai hak istimewa, melainkan sebagai tanggung jawab yang berat.Â
Itu sebabnya, ia tidak pernah tidur nyenyak. Dalam riwayat yang sama, ia berkata kepada utusan Azerbaijan, "Aku takut kalau aku tidur semalam suntuk akan menghilangkan diriku di hadapan Allah dan jika aku tidur sepanjang siang hari berarti menghilangkan diriku di hadapan rakyat."Â
Pernyataan ini menunjukkan betapa besar rasa tanggung jawabnya. Ia merasa bahwa setiap detiknya harus dimanfaatkan untuk melayani rakyat dan beribadah kepada Allah.
Baginya, kepemimpinan bukanlah kesempatan untuk bermalas-malasan atau mencari keuntungan pribadi. Sebaliknya, itu adalah tugas yang membutuhkan kerja keras tanpa henti, baik siang maupun malam.Â
Para pemimpin yang saat ini hanya fokus pada tunjangan, fasilitas, dan kekuasaan perlu berkaca pada sikap ini. Umar bin Khattab mengajarkan bahwa pemimpin adalah pelayan rakyat, bukan tuan mereka.Â
Ia tidak ragu berjalan di pasar untuk melihat langsung kondisi rakyatnya, memastikan bahwa tidak ada yang kelaparan atau kekurangan. Ia adalah pemimpin yang turun langsung ke lapangan, bukan sekadar menerima laporan dari bawahan.
Sikap amanah ini membuat Umar bin Khattab sangat dicintai dan dihormati oleh rakyatnya. Mereka merasa dekat dengannya dan percaya bahwa ia akan selalu berjuang untuk kesejahteraan mereka.Â
Ia tidak peduli dengan popularitas, yang ia pedulikan adalah pertanggungjawaban di hadapan Allah dan di hadapan rakyat. Ia adalah contoh sempurna dari seorang pemimpin yang mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi.Â
Ia menunjukkan bahwa integritas adalah kunci dari kepemimpinan yang berhasil dan abadi, yang akan selalu dikenang dan dihormati.