Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maulid Nabi: Momen Suci yang Menyatukan, Bukan Panggung yang Memecah Belah

2 September 2025   16:44 Diperbarui: 2 September 2025   20:26 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengemudi ojek online bagikan 2.000 tangkai bunga mawar untuk para anggota TNI dan Polri di Jakarta, Selasa (2/9/2025). | KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU

Bulan Rabiul Awal 1447 Hijriah, bulan ketiga dalam kalender Islam, kini menyelimuti kita. Ini adalah bulan yang istimewa, sebab pada bulan ini, sekitar 1400 tahun yang lalu, lahir seorang insan agung yang menjadi rahmat bagi semesta alam, Nabi Muhammad SAW. 

Kelahiran beliau, yang kita peringati sebagai Maulid Nabi, bukan sekadar perayaan tahunan. Lebih dari itu, Maulid adalah pengingat akan akhlak mulia, ajaran cinta damai, dan persatuan yang beliau bawa. 

Nabi Muhammad SAW adalah teladan sempurna, sosok yang mengajarkan kita tentang kasih sayang, toleransi, dan pentingnya menjaga keutuhan umat. Ajaran Islam yang beliau sampaikan bukanlah untuk memecah belah, melainkan untuk merajut tali persaudaraan.

Namun, di tengah suasana suci ini, kita juga menyaksikan gejolak sosial di berbagai penjuru negeri. Sejak akhir Agustus hingga kini, gelombang demonstrasi terus bergulir, terutama di Ibu Kota, dengan tuntutan yang diarahkan ke Gedung DPR. 

Aksi massa ini muncul sebagai respons terhadap berbagai kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat, salah satunya terkait isu tunjangan anggota DPR yang dianggap terlalu tinggi. 

Demonstrasi adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan aspirasi dan mengoreksi jalannya pemerintahan. Aksi ini sah dan merupakan bagian dari demokrasi yang sehat, selama dilakukan dengan damai, tanpa kekerasan, dan tidak merusak ketertiban umum.

Sayangnya, di beberapa tempat, demonstrasi yang seharusnya damai ini justru diwarnai oleh kericuhan. Oknum-oknum tak bertanggung jawab memanfaatkan momentum ini untuk membuat kekacauan, memprovokasi massa, dan merusak fasilitas umum. 

Pemandangan ini sangat memprihatinkan, apalagi terjadi di saat kita sedang merayakan Maulid Nabi. Di satu sisi, kita merayakan kelahiran sosok yang membawa risalah perdamaian. 

Di sisi lain, kita harus menyaksikan perpecahan dan kemarahan yang meluap di jalanan. Kontras ini seolah mencoreng kesucian bulan Rabiul Awal.

Makna Maulid Nabi di Tengah Gejolak Sosial

Maulid Nabi adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan kembali ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah sosok yang selalu mengedepankan musyawarah, mengutamakan dialog, dan menghindari konflik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun