Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maulid Nabi: Momen Suci yang Menyatukan, Bukan Panggung yang Memecah Belah

2 September 2025   16:44 Diperbarui: 2 September 2025   20:26 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengemudi ojek online bagikan 2.000 tangkai bunga mawar untuk para anggota TNI dan Polri di Jakarta, Selasa (2/9/2025). | KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU

Ketika beliau hijrah ke Madinah, hal pertama yang beliau lakukan adalah membangun persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Beliau tidak hanya menyatukan dua kelompok yang berbeda, tetapi juga merangkul semua golongan, termasuk non-Muslim, dalam sebuah perjanjian damai yang dikenal sebagai Piagam Madinah. 

Ini adalah bukti nyata bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan toleransi dan hidup berdampingan.

Peringatan Maulid seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua untuk meneladani sifat-sifat tersebut. Dalam menghadapi perbedaan pendapat, baik itu terkait kebijakan pemerintah atau hal lainnya, kita diajarkan untuk tetap menjaga adab dan etika. 

Menyampaikan aspirasi adalah hal yang mulia, tetapi cara penyampaiannya juga harus mulia. Kekerasan, perusakan, dan kebencian bukanlah ajaran Nabi. Tindakan-tindakan tersebut justru akan memadamkan api persaudaraan dan menciptakan jurang pemisah di antara kita.

Maka dari itu, Maulid Nabi seharusnya menjadi momentum untuk meredam emosi dan kembali ke jalan damai. Mari jadikan Maulid sebagai sarana untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah, persaudaraan sesama Muslim dan persaudaraan sesama anak bangsa. 

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan melalui dialog dan kepala dingin. Biarkan energi kita terfokus pada mencari solusi, bukan pada menambah masalah.

Membendung Kerusuhan dengan Nilai-Nilai Maulid

Bagaimana kita bisa membendung kerusuhan yang sering terjadi dalam demonstrasi? Jawabannya ada pada nilai-nilai yang terkandung dalam perayaan Maulid Nabi. 

Pertama, teladan kesabaran. Nabi Muhammad SAW menghadapi berbagai cobaan dengan kesabaran luar biasa. Beliau tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan. 

Saat dilempari batu di Thaif, beliau justru mendoakan agar keturunan mereka mendapatkan hidayah. Kesabaran ini harus menjadi inspirasi bagi kita untuk tidak mudah terprovokasi.

Kedua, pentingnya dialog. Sebelum mengambil keputusan, Nabi selalu bermusyawarah dengan para sahabat. Beliau mendengarkan semua pendapat, bahkan yang berbeda dengan pandangannya. Ini menunjukkan bahwa dialog adalah kunci untuk menemukan jalan keluar yang terbaik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun