Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Akad Nikah, Akad Duit: Mengelola Uang Tanpa Drama

27 Agustus 2025   13:21 Diperbarui: 27 Agustus 2025   13:21 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akad nikah adalah momen sakral. Di depan penghulu, dua insan berjanji sehidup semati, saling melengkapi, dan menjalani bahtera rumah tangga bersama. Namun, di balik janji-janji suci itu, ada satu aspek penting yang sering kali terlupakan atau dianggap remeh yaitu pengelolaan keuangan. 

Banyak pasangan berpikir bahwa cinta akan menyelesaikan segalanya, padahal kenyataannya, masalah finansial adalah salah satu pemicu utama drama dan percekcokan dalam rumah tangga. 

Mengelola uang setelah menikah bukan hanya tentang siapa yang membayar tagihan, tapi tentang membangun kepercayaan, komunikasi, dan visi bersama untuk masa depan.

Sebelum menikah, kita terbiasa mengelola uang sendiri. Gaji masuk ke rekening pribadi, pengeluaran diatur sesuka hati, dan tabungan pun untuk kepentingan diri sendiri. Begitu janji suci terucap, tiba-tiba ada "partner" baru dalam urusan finansial. 

Tentu saja, ini membutuhkan penyesuaian besar. Pertanyaan klasik seperti, "uang suami istri itu uang siapa?" sering kali menjadi awal dari perdebatan. 

Sebagian beranggapan bahwa uang suami adalah milik bersama karena ia adalah kepala rumah tangga, sementara yang lain berpendapat bahwa uang istri juga harus dipertimbangkan. Padahal, yang terpenting bukan tentang kepemilikan, melainkan tentang kesepakatan.

Lantas, bagaimana caranya agar urusan uang tidak merusak keharmonisan rumah tangga? Kunci utamanya adalah komunikasi yang terbuka sejak awal. 

Jangan pernah menganggap remeh pembicaraan tentang uang. Bicarakanlah secara jujur, transparan, dan tanpa menyembunyikan apapun. Ceritakan berapa penghasilanmu, utang yang kamu miliki, dan kebiasaanmu dalam membelanjakan uang. 

Begitu juga sebaliknya. Anggaplah diskusi ini sebagai fondasi, sama pentingnya dengan membicarakan di mana kalian akan tinggal atau berapa anak yang kalian inginkan. Kesepakatan awal ini akan menjadi pedoman dalam perjalanan finansial kalian berdua.

Visi Keuangan Bersama: Bukan Uangmu atau Uangku, Tapi Uang Kita

Banyak pasangan terjebak dalam pola pikir "uangku ya uangku, uangmu ya uangmu". Pola pikir seperti ini memang bisa berjalan, tapi sering kali menimbulkan jarak. Ketika salah satu pasangan ingin membeli sesuatu yang dianggap "tidak penting" oleh yang lain, gesekan pun tak terhindarkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun