Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Korupsi itu "Bukan Kita": Menumbuhkan Gen Antikorupsi dalam DNA Anak Bangsa lewat Pendidikan Agama

26 Agustus 2025   15:14 Diperbarui: 26 Agustus 2025   15:14 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi, sebuah kata yang sayangnya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sebuah praktik tercela yang menggerogoti sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Korupsi bukan hanya sekadar tindakan mengambil yang bukan hak, tetapi juga merupakan pengkhianatan terhadap amanah rakyat dan penghalang utama kemajuan bangsa.

Hingga saat ini dan untuk selamanya, korupsi tetap menjadi musuh bersama bagi seluruh elemen bangsa Indonesia. Tidak ada satu pun kelompok atau golongan yang diuntungkan oleh praktik haram ini dalam jangka panjang. Kerugian yang ditimbulkan oleh korupsi sangatlah besar, mulai dari kerugian ekonomi, ketidakadilan sosial, hingga merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga-lembaga negara.

Oleh karena itu, memerangi korupsi bukanlah tugas yang bisa dipikulkan hanya kepada satu pihak, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau aparat penegak hukum lainnya. Pemberantasan korupsi memerlukan keterlibatan aktif dan kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara memiliki tanggung jawab moral untuk turut serta menciptakan lingkungan yang bersih dari praktik korupsi.

Urusan korupsi adalah urusan kita semua. Bagaimana korupsi harus punah dan tidak lagi mengakar di tanah air tercinta ini adalah cita-cita luhur yang harus diperjuangkan bersama. Kita tidak bisa hanya berpangku tangan dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak lain. Kesadaran akan bahaya korupsi harus ditanamkan sejak dini dan terus dipelihara dalam setiap aspek kehidupan.

Terlebih, bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama. Nilai-nilai ketuhanan dan spiritualitas seharusnya menjadi landasan moral yang kuat dalam setiap tindakan dan perilaku warga negara. Semua agama yang diakui di Indonesia mengajarkan tentang kejujuran, integritas, dan larangan untuk berbuat curang atau merugikan orang lain.

Dalam konteks ini, korupsi jelas bertentangan dengan nilai-nilai agama. Tindakan mengambil hak orang lain, menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau golongan, serta melakukan praktik-praktik suap dan pemerasan adalah perbuatan dosa yang dilarang oleh semua agama.

Khususnya bagi bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, ajaran-ajaran agama sangat jelas menentang segala bentuk korupsi. Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu yang bukan milik kita secara sah adalah haram hukumnya. Lebih dari itu, mengambil hak orang lain atau merugikan kepentingan umum merupakan dosa besar yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Konsep amanah dalam Islam juga sangat relevan dalam konteks pemberantasan korupsi. Setiap jabatan atau kedudukan yang diemban adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Menyalahgunakan amanah untuk keuntungan pribadi adalah bentuk pengkhianatan yang sangat dikecam dalam ajaran Islam.

Untuk itu, peran lembaga pendidikan menjadi sangat krusial dalam upaya menumbuhkan kesadaran antikorupsi sejak dini. Sekolah, madrasah, hingga perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang kuat kepada para peserta didik.

Terlebih dengan menerapkan pendidikan agama Islam secara komprehensif, lembaga pendidikan diharapkan mampu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi. Generasi inilah yang diharapkan menjadi garda terdepan dalam memberantas korupsi di masa kini dan masa depan.

Salah satu contoh lembaga pendidikan di Kota Bandung yang secara aktif berupaya membentuk karakter kuat anak bangsa berlandaskan agama Islam adalah Yayasan Al Ghifari. Yayasan ini memiliki komitmen yang kuat untuk menanamkan nilai-nilai Islam sebagai fondasi utama dalam pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun