Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cacingan, Invasi Mikro yang Mengancam Masa Depan Anak

25 Agustus 2025   18:39 Diperbarui: 25 Agustus 2025   18:39 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Cacingan, invasi mikro yang mengancam masa depan anak. | Image by Freepik

Berita duka menyelimuti Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Seorang balita bernama Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025. Penyebabnya sungguh tak terduga dan mengejutkan banyak pihak yaitu cacingan. 

Kematian Raya dengan cepat menjadi perbincangan di media sosial, memicu kepanikan, terutama di kalangan generasi muda atau gen Z. Mereka beramai-ramai membeli dan meminum obat cacing, didorong oleh ketakutan yang mendalam akan ancaman parasit yang tak terlihat. 

Fenomena ini menunjukkan bahwa masalah cacingan, yang sering dianggap remeh, sebenarnya adalah ancaman nyata yang bisa berakibat fatal. Ini bukan hanya tentang rasa gatal atau perut buncit, tetapi tentang invasi mikro yang bisa merenggut masa depan seorang anak.

Kematian Raya menjadi alarm bagi kita semua. Peristiwa ini membuka mata bahwa penyakit cacingan bukan sekadar cerita lama dari buku pelajaran. Cacingan adalah masalah kesehatan serius yang masih menghantui masyarakat, khususnya anak-anak. 

Mengapa kematian balita karena cacingan bisa terjadi di era modern ini? Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari kurangnya pemahaman tentang bahaya penyakit ini hingga kebiasaan hidup bersih yang belum sepenuhnya diterapkan. 

Kisah Raya adalah pengingat betapa rapuhnya kesehatan anak-anak kita. Mereka adalah kelompok yang paling rentan terhadap serangan parasit ini karena kebiasaan bermain di tanah dan sering kali belum memahami pentingnya kebersihan pribadi.

Pasca kejadian ini, media sosial dipenuhi dengan cerita dan kekhawatiran dari gen Z. Mereka mulai menyadari bahwa cacingan bisa menyerang siapa saja, termasuk orang dewasa. Kebanyakan dari mereka mengaku "parno" atau takut, sehingga langsung mengonsumsi obat cacing tanpa berkonsultasi dengan ahli kesehatan. 

Reaksi ini, meski didasari oleh rasa takut yang wajar, juga menunjukkan kurangnya edukasi yang benar. Meminum obat cacing secara sembarangan tanpa indikasi yang jelas bisa berpotensi membahayakan. 

Ini membuktikan bahwa kita memerlukan edukasi yang lebih komprehensif dan mudah diakses oleh semua kalangan, agar tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan benar dan aman.

Fenomena ini juga menunjukkan betapa cepatnya informasi, baik yang benar maupun yang salah, menyebar di media sosial. Sisi baiknya, kasus Raya berhasil meningkatkan kesadaran publik secara luas. Sisi buruknya, hal ini juga bisa memicu kepanikan massal dan tindakan yang tidak rasional. 

Penting bagi kita untuk memahami cacingan bukan sebagai momok yang harus ditakuti secara membabi buta, melainkan sebagai masalah kesehatan yang bisa dicegah dengan langkah-langkah yang tepat dan terukur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun