Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) adalah momen penting bagi setiap siswa baru, tak terkecuali di tahun ajaran 2025/2026 ini. Di seluruh Indonesia, jenjang dasar hingga menengah, umumnya MPLS sudah berlangsung sejak 14 Juli 2025.Â
Proses adaptasi ini sangat krusial, membantu anak-anak mengenal lingkungan, teman, dan guru-guru mereka. Di SD Plus Al Ghifari, Bandung, MPLS kelas 1 juga sudah berjalan selama dua hari, dengan semangat yang sama, namun dengan dinamika yang sedikit berbeda.
Sejak didirikan pada tahun 1997, SD Plus Al Ghifari memiliki komitmen kuat terhadap pendidikan inklusi. Selain menerima siswa umum, sekolah ini juga membuka pintu bagi anak inklusi atau siswa khusus, seperti anak dengan kondisi autisme, ADHD, dan kebutuhan khusus lainnya.Â
Mereka tidak dikelompokkan dalam kelas terpisah, melainkan disebar secara merata di seluruh kelas reguler. Setiap kelas di SD Plus Al Ghifari dirancang untuk menerima satu anak berkebutuhan khusus, menciptakan lingkungan belajar yang beragam dan saling mendukung.
Komitmen ini tentu membawa tantangan tersendiri, terutama di hari pertama masuk sekolah. Guru dan guru pendamping, atau yang biasa disebut helper, harus bekerja ekstra keras dan bahu membahu menghadapi berbagai situasi.Â
Salah satu skenario yang sering mereka hadapi adalah ketika anak-anak berkebutuhan khusus, yang kita sebut sebagai anak "Petualang Rasa", menunjukkan ledakan energi.Â
Mereka mungkin tidak mau duduk diam, sangat aktif, atau bahkan ingin terus-menerus keluar dari kelas. Inilah saatnya manajemen krisis mini diterapkan dengan cekatan dan penuh kesabaran.
Memahami Anak "Petualang Rasa" di Hari Pertama
Anak "Petualang Rasa" memiliki cara unik dalam berinteraksi dengan dunia, terutama di lingkungan baru seperti sekolah. Bagi mereka, hari pertama masuk sekolah bisa menjadi pengalaman yang sangat intens, penuh dengan stimulasi sensorik yang berbeda dan ekspektasi sosial yang belum familiar.Â
Mereka mungkin merasa tidak nyaman dengan keramaian, suara bising, atau bahkan tekstur seragam yang baru. Reaksi yang muncul, seperti keinginan untuk terus bergerak atau keluar dari kelas, seringkali merupakan cara mereka untuk mengatur diri sendiri atau menghindari stimulasi yang berlebihan.
Guru dan helper di SD Plus Al Ghifari sangat memahami bahwa ledakan energi ini bukanlah bentuk "kenakalan". Sebaliknya, itu adalah ekspresi dari kebutuhan sensorik atau kesulitan dalam regulasi diri.Â