Penggunaan komunikasi yang jelas, ringkas, dan visual sangat penting. Instruksi diberikan dalam kalimat pendek dan didukung dengan isyarat tangan atau gambar. Misalnya, alih-alih mengatakan "Duduklah dengan tenang", mereka mungkin mengatakan "Duduk di kursi" sambil menunjuk kursi dan melakukan gerakan duduk.Â
Ini membantu anak "Petualang Rasa" yang mungkin kesulitan memproses informasi verbal yang kompleks. Konsistensi dalam memberikan instruksi dan konsekuensi juga menjadi kunci.
Selain itu, pemilihan tempat duduk yang strategis juga berperan besar. Anak "Petualang Rasa" mungkin lebih nyaman duduk di dekat guru atau helper, dekat jendela (jika pemandangan di luar tidak terlalu mengganggu), atau di area yang lebih tenang dan minim gangguan.Â
Helper seringkali duduk di samping anak untuk memberikan dukungan langsung, membisikkan instruksi, atau membantu anak tetap fokus pada tugas. Mereka adalah "jangkar" yang membantu anak tetap berada di dalam ruang lingkup kelas.
Mendorong gerakan yang terarah dan fungsional juga merupakan bagian dari strategi. Alih-alih melarang semua gerakan, guru dan helper dapat memberikan "istirahat bergerak" yang terjadwal, di mana anak diizinkan untuk berdiri, meregangkan tubuh, atau melakukan tugas kecil yang melibatkan gerakan.Â
Ini membantu mereka melepaskan energi yang terkumpul tanpa mengganggu proses belajar. Pendekatan ini menunjukkan bahwa mereka merangkul energi anak, bukan menekannya secara total.
Kolaborasi dan Dukungan Berkesinambungan
Keberhasilan dalam merangkul ledakan energi anak "Petualang Rasa" di hari pertama masuk sekolah tidak hanya bergantung pada guru dan helper di dalam kelas, tetapi juga pada kolaborasi dan dukungan berkesinambungan dari seluruh ekosistem sekolah dan orang tua.Â
SD Plus Al Ghifari sangat menekankan komunikasi terbuka antara guru kelas, helper, tim psikolog sekolah, dan orang tua. Informasi mengenai kebiasaan anak di rumah, pemicu perilaku, dan strategi yang efektif dari orang tua sangat berharga bagi sekolah.
Orang tua seringkali memberikan wawasan penting tentang apa yang membuat anak merasa nyaman atau cemas. Dengan informasi ini, guru dan helper dapat menyesuaikan pendekatan mereka, bahkan sebelum anak melangkahkan kaki ke dalam kelas.Â
Pertemuan pra-MPLS antara orang tua dan tim sekolah, yang sering dilakukan di SD Plus Al Ghifari, menjadi fondasi kuat untuk membangun pemahaman bersama dan merancang strategi individu.