Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pulau Buaya Alor, NTT: Pesona Tersembunyi di Balik Keterbatasan Ujung Timur Nusantara

9 Juni 2025   17:20 Diperbarui: 9 Juni 2025   17:25 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibat rusaknya alat penyulingan itu, warga Pulau Buaya hingga kini masih mengandalkan air tawar dari pesisir dermaga Baolang. Jaraknya sekitar 10 sampai 15 menit menggunakan perahu. 

Cara mendapatkan airnya unik yaitu warga mengeruk pasir dan kerikil lalu membuat gundukan agar air laut tidak bercampur. 

Di sana akan ditemukan genangan air yang jernih dan tawar. Warga menampungnya dalam jeriken dan tong besar. Selain itu, mereka juga sangat berharap pada hujan sebagai sumber air.

Keterbatasan listrik dan air bukanlah satu-satunya tantangan. Akses transportasi ke Pulau Buaya juga cukup sulit. Untuk mencapai pulau ini, biasanya harus menggunakan perahu motor dari kota terdekat di Pulau Alor. 

Cuaca buruk seringkali menjadi penghalang, membuat perjalanan terhambat atau bahkan tidak bisa dilakukan. 

Ini berdampak pada pasokan kebutuhan sehari-hari dan juga akses warga untuk bepergian ke luar pulau, termasuk untuk berobat atau mencari pekerjaan.

Meskipun menghadapi berbagai keterbatasan, semangat gotong royong dan kebersamaan di Pulau Buaya sangat kuat. Mereka saling membantu dalam berbagai kegiatan, mulai dari membangun rumah, mengurus acara adat, hingga mencari air bersih bersama. 

Kebersamaan ini menjadi pondasi utama ketahanan hidup mereka. Anak-anak di sana tumbuh dengan belajar menghargai setiap tetes air dan setiap momen listrik menyala. Mereka diajarkan untuk mandiri dan kreatif dalam menghadapi masalah.

Pendidikan, meskipun terbatas, tetap menjadi prioritas bagi warga. Mereka menyadari pentingnya pendidikan untuk masa depan anak-anaknya. 

Para orang tua rela berkorban agar anak-anak mereka bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, bahkan harus merantau jauh ke Pulau Jawa. 

Ini menunjukkan tekad yang luar biasa untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun