Atau, bisa juga dengan membuat program wisata khusus delman yang lebih terstruktur. Dengan begitu, profesi ini bisa tetap hidup dan terus memberikan kontribusi, baik secara ekonomi maupun budaya.
Ia juga berharap, masyarakat bisa lebih menghargai keberadaan delman. Tidak hanya sebagai transportasi, tapi juga sebagai bagian dari sejarah dan identitas Garut.Â
Dengan begitu, profesi ini bisa terus bertahan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya, meskipun anak-anaknya sendiri belum menunjukkan minat.Â
Setidaknya, ada harapan bahwa di masa depan, suara derap kaki kuda dan gemerincing lonceng delman masih akan terdengar di jalanan Garut.
Senyum di Tengah Tantangan
Meski menghadapi banyak tantangan, Sukirman tetap menunjukkan senyum. Ia tampak ikhlas menjalani profesinya. Ia percaya bahwa rezeki sudah diatur oleh Tuhan.Â
Yang penting baginya adalah berusaha semaksimal mungkin, merawat kuda dan delmannya dengan baik, serta memberikan pelayanan terbaik kepada penumpangnya.
Ia tidak mengeluh tentang persaingan dengan kendaraan bermotor. Ia hanya fokus pada apa yang bisa ia lakukan. Baginya, setiap hari adalah kesempatan baru untuk mencari nafkah dan menjaga warisan keluarganya.Â
Semangat seperti inilah yang membuat profesi kusir delman di Garut tetap ada, meski di tengah gempuran modernisasi.
Pertemuan singkat dengan Sukirman memberikan banyak pelajaran. Tentang ketekunan, tentang mencintai profesi, dan tentang bagaimana sebuah tradisi bisa tetap hidup di tengah perubahan zaman.Â
Profesi kusir delman di Garut adalah contoh nyata bagaimana kearifan lokal dan budaya bisa terus memberikan manfaat ekonomi, jika kita mau menjaga dan melestarikannya.