Ini juga menunjukkan komitmen mereka terhadap profesi ini, meski tantangan semakin berat.Â
Mereka tahu bahwa dengan merawat kuda dan delman dengan baik, mereka tidak hanya menjaga sumber penghasilan, tetapi juga menjaga keberlangsungan tradisi.
Rute dan Penumpang: Antara Rutinitas dan Wisata
Setiap hari, Sukirman mulai bekerja dari pagi hari. Ia biasanya mangkal di sekitar Alun-Alun Tarogong atau di dekat pasar.Â
Rute yang ia layani beragam, mulai dari mengantar ibu-ibu ke pasar, anak-anak sekolah, hingga kadang-kadang mengantar wisatawan yang ingin merasakan sensasi naik delman.Â
Untuk penumpang lokal, tarifnya biasanya disesuaikan dengan jarak. Sedangkan untuk wisatawan, tarifnya bisa sedikit berbeda, tergantung negosiasi dan lama perjalanan.
Delman memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Banyak turis, baik lokal maupun mancanegara, yang penasaran ingin merasakan pengalaman naik delman.Â
Mereka biasanya menyewa delman untuk berkeliling kota atau mengunjungi beberapa tempat wisata terdekat. Ini menjadi peluang bagi para kusir untuk mendapatkan pendapatan tambahan.Â
Sukirman bercerita, kadang-kadang ia mendapat rombongan wisatawan yang menyewa delman untuk beberapa jam. Ini adalah hari-hari baik baginya, karena pendapatannya bisa lebih besar dari biasanya.
Namun, tidak setiap hari ada wisatawan. Sebagian besar penumpang Sukirman adalah warga lokal yang masih mengandalkan delman sebagai alat transportasi.Â
Mereka adalah pelanggan setia yang sudah mengenal Sukirman dan kudanya. Hubungan antara kusir dan penumpang lokal ini seringkali lebih dari sekadar transaksi jual beli jasa. Ada unsur kekeluargaan dan kepercayaan yang terjalin.