Hampir sepanjang hidup mereka, Ma Enah (63) dan Bah Sain (66), pasangan suami istri petani ini, setia mengabdikan diri mengolah tanah di Kebun Kolecer, Desa Narawita, Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Di lahan seluas kurang lebih 150 tumbak, mereka tak pernah lelah bercocok tanam, silih berganti menanam jagung, cabai, labu siam, kacang tanah, kacang merah, hingga jenis kacang roay yang unik, kacang arit.
Berasal dari Desa Margaasih-Narawita, Cicalengka, Ma Enah dan Bah Sain hingga kini tak pernah meninggalkan profesi yang telah mendarah daging ini.Â
Bertani bagi mereka bukan sekadar pekerjaan, melainkan juga panggilan jiwa yang memberikan kehidupan.
Dalam mengelola kebun, Ma Enah dan Bah Sain menunjukkan kelihaian dan adaptabilitas yang patut diacungi jempol.Â
Mereka tidak terpaku pada satu jenis tanaman saja, melainkan dengan cerdik mengganti-ganti tanaman sesuai dengan musim yang berlaku.Â
"Ah, Ema mah terus wae berganti-ganti tanaman sesuai musim," ujar Ma Enah dengan senyum ramahnya saat ditemui di kediamannya di Kampung Cicadas, Desa Margaasih, Cicalengka, Kabupaten Bandung, pada Senin sore (5/5/2025).
Ma Enah berbagi cerita tentang panen raya yang baru saja mereka nikmati sekitar satu bulan yang lalu.Â
Hasil panen jagung dan tanaman lainnya kala itu sungguh memuaskan, mampu menopang kebutuhan hidupnya bersama sang suami.Â
Adapun, kelima anak mereka telah berkeluarga dan mandiri, sehingga hasil bumi dari Kebun Kolecer sepenuhnya menjadi sumber penghidupan Ma Enah dan Bah Sain.
Dengan penuh syukur, Ma Enah mengungkapkan bahwa dari hasil bertani inilah mereka mampu hidup mandiri, memenuhi segala kebutuhan sehari-hari, bahkan membesarkan dan menikahkan kelima buah hati mereka.Â