Di tengah riuhnya tantangan membesarkan buah hati, isu anak yang memilih-milih makanan seringkali menjadi duri dalam daging bagi para orang tua. Berbagai cara dicoba, mulai dari membujuk, mengancam, hingga menyajikan makanan dengan berbagai bentuk menarik. Namun, tak jarang usaha tersebut berujung pada drama di meja makan, penolakan makanan, bahkan kekhawatiran akan kurangnya nutrisi penting bagi tumbuh kembang anak.
Dalam lanskap pola asuh modern, muncul sebuah pendekatan yang menjanjikan solusi elegan dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan ini yakni Parenting VOC. Lebih dari sekadar trik atau kiat instan, Parenting VOC adalah sebuah filosofi pengasuhan yang berakar pada pemahaman mendalam tentang kebutuhan dan perkembangan anak, khususnya dalam konteks membangun hubungan yang sehat dengan makanan.
Secara definisi, Parenting VOC adalah model pengasuhan yang menekankan pada tiga pilar utama: Visi, Observasi, dan Komunikasi. Visi dalam konteks ini merujuk pada kemampuan orang tua untuk memiliki pandangan jangka panjang mengenai pembentukan kebiasaan makan anak yang positif dan berkelanjutan, jauh melampaui target anak menghabiskan makanan saat itu saja.
Observasi menjadi pilar kedua, mengajak orang tua untuk menjadi pengamat yang cermat terhadap perilaku makan anak, preferensi rasa, tekstur yang disukai, serta respons emosional mereka terhadap makanan. Dengan observasi yang tajam, orang tua dapat memahami akar permasalahan mengapa anak cenderung memilih-milih makanan.
Pilar ketiga, Komunikasi, memegang peranan krusial dalam Parenting VOC. Komunikasi yang efektif terjalin melalui dialog terbuka, penjelasan yang sabar mengenai manfaat makanan, serta mendengarkan dan menghargai pendapat anak terkait makanan yang disajikan. Komunikasi yang baik membangun kepercayaan dan mengurangi resistensi anak terhadap makanan baru.
Akronim VOC sendiri secara harfiah merujuk pada tiga elemen inti ini: Visi jangka panjang dalam menanamkan kebiasaan makan sehat, Observasi mendalam terhadap perilaku dan preferensi makan anak, dan Comunikasi yang efektif dan empatik antara orang tua dan anak terkait makanan.
Dalam implementasi Parenting VOC, seringkali orang tua memanfaatkan sebuah alat sederhana namun ampuh yang disebut "Catatan". "Catatan" di sini bukanlah sekadar buku harian makanan anak, melainkan sebuah media interaktif yang melibatkan anak secara aktif dalam proses mengenal dan mengeksplorasi makanan.
"Catatan" dapat berbentuk buku kecil, papan tulis, atau bahkan aplikasi digital sederhana. Di dalamnya, anak diajak untuk mencatat berbagai hal terkait pengalaman makannya. Misalnya, anak dapat diajak menggambar atau menulis makanan apa saja yang telah dicobanya, bagaimana rasanya menurut mereka, tekstur yang mereka rasakan, bahkan emosi yang muncul saat memakan makanan tersebut.
Proses pencatatan ini memiliki beberapa tujuan penting. Pertama, membantu anak menjadi lebih sadar (mindful) terhadap apa yang mereka makan. Kedua, memberikan wadah bagi mereka untuk mengekspresikan preferensi dan pendapat mereka tentang makanan tanpa merasa dihakimi. Ketiga, menciptakan jejak visual dan tertulis tentang perjalanan mereka dalam mencoba berbagai jenis makanan.
Dengan adanya "Catatan", proses pengenalan makanan baru tidak lagi terasa seperti paksaan, melainkan sebuah petualangan yang menarik dan melibatkan. Orang tua dapat menggunakan "Catatan" sebagai bahan diskusi yang positif dengan anak, membahas makanan yang disukai, mencari tahu alasan ketidaksukaan terhadap makanan tertentu, dan bersama-sama merencanakan untuk mencoba makanan baru lainnya.
"Catatan" juga menjadi alat observasi yang berharga bagi orang tua. Melalui catatan anak, orang tua dapat mengidentifikasi pola preferensi, kemungkinan adanya sensitivitas terhadap tekstur atau rasa tertentu, serta perkembangan keberanian anak dalam mencoba makanan baru dari waktu ke waktu.